Jumat, 27 Juli 2012

Hati Yang Mau Dibentuk

Ayat bacaan: 
Yeremia 18:1-6


Penekanan ayat 4:
"Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya."

Rekan2 terkasih dalam Kristus !!
1.    Seberapa dari kita yang lahir dari latar belakang keluarga Kristen??
2.    Seberapa sering kita mendengar FT ?
-      Mungkin kita lahir dari keluarga yang notabene Kristen
-      Mungkin kita berkata saya dari kecil ikut sekolah minggu, ikut persekutuan remaja, ikut persekutuan pemuda, di kampus ikut PMK, dll
-      Mungkin ada yang bilang saya dari kecil sudah rajin persekutuan di rumah. Saat teduh adalah hal yang keluarga kami biasa lakukan
-      Bahkan mungkin kita sendiri adalah orang yang sering membawakan FT di gereja maupun  di PMK.
3.    Tapi, seberapa sering kita melakukan??
Karena kadang-kadang kita sudah tahu dengan FT tapi tidak mau dilakukan, kita tidak mau taat!!
FT hanya memuaskan telinga kita. Enak didengar, karena menegur!!! Tapi ketika harus melakukan, kita tidak mau.

Mengapa??
Karena untuk belajar taat ini menyangkut zona nyaman:
-      Qta tidak mau terikat (dilaang ini dan itu)
-      Qta belum siap dijauhi orang2 terdekat
Atau
-      Mungkin kita kecewa dengan Tuhan sehingga tidak mau taat.
Kenapa Tuhan sepertinya tidak ada saat saya mengalami masa2 buruk.
             
Ingat sebuah lagu rohani yang berjudul Bagai Bejana? Liriknya adalah sebagai berikut:

Bagai Bejana

Bagaikan bejana siap dibentuk
Demikian hidupku ditanganMu
Dengan urapan kuasa Roh-Mu
Ku dibaharui selalu
Jadikan kualat dalam rumahMu
Inilah hidupku ditanganMu
Bentuklah sturut kehendakMu
Pakailah sesuai rencanaMu
Ku mau sepertiMu Yesus
Disempurnakan selalu
Dalam setiap jalanku
Memuliakan namaMu


Lagu ini mudah untuk dihafalkan dan dinyanyikan. Tapi sudahkah kita mengimani betul pesan yang disampaikan lagu tersebut ketika kita menyanyikannya? Mudah bagi kita berkata bahwa kita siap untuk dibentuk seturut kehendak Tuhan, mudah bagi kita untuk berkata bahwa kita adalah bejana-bejana yang siap dibentuk. Tapi ketika kita mengalami proses pembentukan itu, ternyata prosesnya seringkali sungguh menyakitkan, membuat kita menderita dan terkadang membutuhkan proses yang sangat lama.

Mari kita lihat awal manusia diciptakan :
-      Manusia pertama disebut adam, karena diambil dari adamah=tanah.
-      Jadi, rekan2 terkasih dalam Kristus, kita ini diambil dari tanah.
-      Tetapi kalau kita melihat Mazmur 119:73
“Tangan-Mu telah menjadikan (ầsậh) aku dan membentuk (kủn) aku, berilah aku pengertian, supaya aku dapat belajar perintah-perintah-Mu.”
ầsậh = mendandani, berhubungan dengan norma etis/layak
kủn = menetapkan/berfirman

Mazmur 139 : 14
“Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat (má ãséh), dan jiwaku benar-benar menyadarinya.
má ãséh = membuat dengan ekspresi khusus dan berbasis mendandani untuk sebuah konsep dan tetap memberlakukannya (commit)

Jadi, Allah mendandani, menetapkan, membuat dengan ekspresi khusus dan komit kita debu tanah ini.
Allah begitu memperhatikan dan tidak sembarangan dalam menjadikan kita pribadi2.
Mungkin kita anak yang tertolak, kita sulit menerima diri kita (berdosa dan begitu kotor tapi Allah menjadikan kita tidak sembarangan).

Mari kita lihat bacaan kita :
Yeremia 18:1-6:
Ayat 1-2 : Tuhan berfirman kepada Yeremia untuk pergi ke rumah tukang periuk
Ayat 3 : Tukang periuk ini sedang berada di tempat melarik = pembuatan periuk.
Ayat 4 : belajar dari tukang periuk:
-      Bila bejana yang dibuatnya sedang rusak rusak, dibuat menjadi bejana lain.
-      Dibuat menurut apa yang baik pada pemandangannya

Proses pembuatan sebuah bejana tanah liat kira-kira demikian:
-  Dimulai dari mengambil gumpalan tanah liat.
- Kemudian tanah liat tersebut dibersihkan dari batu-batu, kerikil dan kotoran-kotoran lain yang melekat di tanah liat tersebut dengan diinjak-injak untuk menghilangkan gelembung udara dan kerikil2 supaya tidak mudah pecah.
- Lalu tanah liat itu biasanya direndam agar menjadi lebih lembek. dan bisa dibentuk.
- Didiamkan agar kadar air berkurang
- Kemudian tanah liat itu akan melalui proses pembentukan di atas sebuah meja berputar, yang biasanya dilengkapi pedal yang dapat mengatur kecepatan putar meja bulat diatasnya. Sambil terus diputar, tanah liat akan terus dibentuk oleh sang pembuatnya. Ditekan, didorong, tanah liat akan terkikis dan perlahan-lahan terbentuk.
- Malah bejana itu harus melalui sebuah proses pembakaran hingga akhirnya menjadi sebuah bejana tanah liat yang indah pada akhirnya pada suhu diatas 1000 derajat celcius. Sekiranya salah bentuk? Bejana itu akan dibentuk ulang dari awal hingga menjadi sempurna. Bila bahan yang ada tidak menunjang bentuk yang diharapkan, maka tanah liat ini akan retak, rusak dan kemudian dibentuk lagi
Sekiranya tanah liat itu memiliki indera perasa dan bisa bicara, saya yakin tanah liat itu akan menjerit-jerit kesakitan. Namun akhirnya ia akan bersyukur bahwa ia menjadi sebuah bejana yang indah yang sangat bermanfaat bagi orang banyak.

Bejana tersebut bisa dibuang kalau rusak. Tapi tukang periuk ini tetap mau memakainya.

Allah membukakan perumpamaan tentang tukang periuk ini kepada orang Israel di ayat 6.
“Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!”

Ini menjelaskan tentang orang Israel yang sementara dapat penghukuman selama di babel karena ketidaktaatan mereka. Bahwa Allah akan membentuk mereka sekalipun mereka telah rusak karena dosa-dosa/ketidaktaatan mereka. Allah tidak membuang mereka tapi Allah tetap mengasihi mereka.

Karena kasihNya yang luar biasa pada kita, karena kepedulianNya terhadap keselamatan kita, maka Tuhan seringkali mengambil posisi sebagai tukang periuk/bejana. Apabila bejananya rusak, maka Tuhan akan membentuk ulang bejana tersebut sehingga menjadi baik dan sempurna. Tuhan tidak akan membiarkan anak-anakNya dalam keadaan rusak menuju kebinasaan. Maka proses pembuatan ulang bejana adalah pilihan terbaik, demi kebaikan kita, semata-mata karena Allah mengasihi kita. Bagai bejana, kita pun harus melalui proses "pembentukan ulang" yang seringkali menyakitkan. Kita dibersihkan, segala ego, kebiasaan buruk, kesombongan, dan sebagainya ditanggalkan, dikikis lepas dari kita, dan proses itu tidaklah nyaman. Namun lihatlah hasil akhirnya, bahwa dengan melewati proses itulah kita akan menjadi anak-anak Tuhan yang bisa Dia banggakan. Kita kemudian bisa dipakai Tuhan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaanNya di dunia. 

Apa yang dirancangkan Tuhan bagi hidup kita adalah sebuah rancangan yang sempurna bagi setiap kita. Sesakit apapun proses itu, ingatlah bahwa semua itu bertujuan mendatangkan kebaikan bagi kita.
Tuhan punya hak penuh atas kita, ciptaanNya, dan hukuman-hukuman yang kita alami tidak lain adalah sebuah proses pembentukan ulang bejana dari yang rusak menjadi sempurna, semata-mata karena Tuhan sangat mengasihi kita dan mempersiapkan kita agar layak menerima kemuliaan bersamaNya. Setelah kita menjadi sebuah bejana yang indah, Tuhan pun mempersiapkan kita untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang mulia. "Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia." (2 Timotius 2:21). Kita tidak akan mampu melakukan itu semua jika kita masih berupa bejana rusak. 

Jika diantara teman-teman ada yang sedang mengalami proses pembentukan ulang ini, bersabar dan bersyukurlah, karena itu artinya Tuhan begitu mengasihi anda dan tidak ingin satupun dari anda binasa. Jangan keraskan hati, agar Tuhan mudah membentuk kita seturut kehendakNya.

Rekan2 terkasih dalam Kristus apa yang bisa kita lihat dari kitab Yeremia ini :
1.    Allah tidak membuang kita, melainkan akan memakai kita karena Allah menghargai kita.
2.  Kemarin kita sudah melihat pelantikan pengurus. Masa kepengurusan kedepan adalah suatu cara Allah membentuk saudara untuk makin jadi berkat bagi orang lain. Bukan keluhan. Kalau ada yang dapat kesempatan kedua itu berarti anugerah Allah untuk mau makin membentuk saudara.
3.    Proses bentukan Allah kadang2 kita harus sakit, diinjak2. Tapi itu cara Allah membentuk saudara.
4.   Perlu kerendahan hati kita untuk tunduk/taat pada FT agar mau dibentuk oleh Tuhan lewat lewat teguran dan setiap masalah yang ada. Mengapa?? 2 Tim 3:16-17.
Proses pembentukan bejana menyakitkan tapi menghasilkan bentuk indah yang berguna bagi banyak orang.

Kalau Allah kita adalah Allah yang sempurna, maka rancanganNya juga adalah rancangan yang sempurna yang baik bagi kita
         



Tidak ada komentar:

Posting Komentar