Selasa, 29 Oktober 2013

Baca Gali Alkitab (BGA)

Baca Gali Alkitab:
Bagaimana melakukannya:
Melalui langkah 6 M:
1. Memuji dan menyembah Tuhan
2. Memohon hikmat
3. Membaca Firman Tuhan
4. Merenungkan (5P):
  • Pelajaran Apa yang Engkau ajarkan hari ini?
  • Peringatan apakah yang harus saya perhatikan?
  • Penghiburan apakah yang Engkau berikan?
  • Perintah apa yang harus saya lakukan?
  • Panutan apa yang harus saya contoh?
5. Melakukan (4 B)
  • Bersyukur
  • Bertobat
  • Berbuat
  • Berdoa
6. Membandingkan dengan bahan renungan & membagikan kepada orang lain baik melalui sharing atau sms.


Contoh: 
A. Bahan Alkitab : Amsal 1:1-7
B. Membaca:
  • Ayat 1: Amsal ditulis oleh raja Salomo, anak Daud
  • Kegunaan amsal Salomo:
  • Ayat 2: Mengetahui hikmat dan didikan   
  • Ayat 2: Mengetahui kata-kata yang bermakna   
  • Ayat 3:Menerima didikan yang menjadikan   pandai, benar, adil dan jujur 
  • Ayat 4:Memberi kecerdasan kepada yang tak berpengalaman dan kebijaksanaan kepada orang muda
  • Ayat 5-6: Orang yang sudah bijak pun dapat belajar dari amsal untuk menambah ilmu dan wawasan
  • Ayat 7:Awal mula pengetahuan adalah takut akan Allah sementara orang bodoh tidak menyukai didikan
C. Merenungkan:
  • PelajaranPenting belajar dari kitab Amsal agar kita dapat menggali hikmat didalamnya dan Hikmat berasal dari takut akan Tuhan.
  • Peringatan : Orang yang bodoh tidak menyukai hikmat dan didikan sebaliknya orang yang berhikmat adalah orang yang tidak pernah mau berhenti   dan malu untuk belajar.
  • Penghiburan:-
  • Perintah : belajar Firman Tuhan
  • Panutan: Salomo yang mau belajar dan takut Tuhan sehingga berhikmat
D. Melakukan:

  • Bersyukur : -
  • BertobatKalau selama ini tidak mau mendengar pengajaran dan didikan dari Firman Tuhan dan orang lain
  • BerbuatMau belajar dari kitab Amsal agar berhikmat
  • Berdoa:  Supaya Tuhan memberikan hikmat untuk  menjalani hidup ini


Senin, 23 September 2013


Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi. 
Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel. Tuhanlah PenjagamuTuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu. Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam. TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu.  TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya. 
(Mz 121:1-6)



Akhir-akhir ini kita banyak mendengar berita yang cukup meresahkan. Mulai dengan krisis keuangan negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Nilai tukar rupiah kembali melemah disekitaran harga Rp. 11.190,-. Sehingga terjadi kenaikan harga-harga barang, para investor ragu untuk menanamkan sahamnya. Produksi pertanian seperti misalnya kedelai juga mengalami penurunan sehingga sejumlah pengusaha makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari tahu dan tempe terancam merugi. Belum lagi dengan pilkada di sejumlah daerah termasuk pemilihan walikota di Makassar yang akan dilaksanakan tanggal 18 September mendatang dan pemilihan Calon Presiden dan wakil Presiden 2014. Masa-masa kampanye dimana sejumlah elite politik menawarkan perubahan yang lebih baik bagi masyarkat diumbar ke masyarakat. Sejumlah besar masyarakat Indonesia sedang dilanda pada sejumlah kebingungan, siapa yang akan dipilih kedepan untuk Indonesia yang lebih baik?   
Mz 121. Ini merupakan nyanyian ziarah. Kondisi nyanyian ini menceritakan perjalanan bangsa Israel. Sudah menjadi kebiasaan tahunan orang Israel dari segala penjuru untuk berziarah ke Yerusalem untuk mereka merayakan Hari Besar agama. Lagu ini dinyanyikan saat orang-orang Israel akan berangkat dari Yerusalem menuju ke rumah masing-masing. Di dalam perjalanan ini, setiap perantau harus melalui gunung-gunung. Dan perjalanan ini mengandung resiko karena harus berhadapan dengan para perompak di jalan. Di gunung-gunung yang akan mereka lewati merupakan tempat penyembahan berhala, terdapat banyak masalah seperti binatang buas dan perompak. Sehingga pemazmur berkata: Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? .
Di tengah-tengah bahaya seperti itu pemazmur tahu  kemana untuk mengharapkan pertolongan. Yaitu kepada  Tuhan itu sendiri. Tuhan yang menjadikan langit dan bumi. Ayat (2). Ditengah-tengah pergumulan ketidakpastian ekonomi dan politik ini, kita bersama-sama datang berseru kepada Tuhan meyakini dan berserah bahwa Tuhan-lah sumber pertolongan kita.
Ketika  membaca Mazmur 121:1-6 ini, kita melihat ada 6 kali kata jaga, baik Penjaga dan menjaga diulang. Ada 4 alasan mengapa pemazmur berharap pada Tuhan:
· Ayat 3-4: Ia takkan membiarkan kakimu goyah. Penjagamu tidak akan terlelap. Hal ini dikatakan karena zaman dulu ada kecenderungan allah/dewa bangsa-bangsa lain untuk istirahat. Misalkan dewa kesuburan akan istirahat di musim dingin. Tetapi Allah Israel tidak akan terlelap.
· Ayat 5-6: Ia menjadi Penjaga. Ini gambaran seperti Kerub=Malaikat yang dibuat menaungi Tabut Suci. Allah akan menaungi mereka dari panas matahari diwaktu siang dan malam hari. Kondisi cuaca siang hari bisa menyebabkan radang otak dan panas tinggi. Sedangkan menurut keyakinan kuno sinar bulan purnama bisa menyebabkan gangguan kesehatan mental-sekalipun belum ada riset yang membuktikan hal tersebut.
· Ayat 7: Ia akan menjaga nyawa dari segala kecelakaan. Sehingga tidak ada alasan bahwa mereka tidak akan datang ke Yerusalem.
· Ayat 8: seperti Ia menyertai mereka memasuki Yerusalem. Ia juga akan menyertai perjalanan mereka kembali. Begitu juga dengan tahun depan dan tahun-tahun selanjutnya.
Dari perenungan ini dapat ditarik kesimpulan bersama bahwa ditengah pergumulan ketidakpastian kondisi disekitar kita, mari datang kepada Tuhan karena Tuhanlah sang Penjaga dan yang akan menjaga kita. Tidak hanya pergumulan  di saat ini, tetapi juga pergumulan kita esok dan sampai selama-lamanya karena IA pasti menjadi Penjaga dan akan menjaga kita.



bagi bangsa ini kami berdiri dan membawa doa kami kepada-Mu

Kutipan pidato Bung Karno di UI pada tanggal 07 Mei 1953:

"Kalau kita mendirikan negara berdasarkan Islam, banyak daerah yang penduduknya bukan Muslim seperti Maluku, Bali, Flores, Timor, Kepulauan Kei, dan Sulawesi, akan memisahkan diri. 
Dan Irian Barat yang belum menjadi bagian wilayah Indonesia, tidak ingin menjadi bagian Republik. Bukan satu, bukan tiga, bukan ratusan, tapi ribuan orang Kristen gugur dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan. 
Apa yang diinginkan dari harapan umat Kristen? Haruskah kita tidak menghargai pengorbanan mereka? Harapan mereka bersama-sama menjadi anggota dari rakyat Indonesia yang merdeka dan bersatu. Jangan pakai kata-kata "minoritas", jangan sekalipun!
Umat Kristen tak ingin disebut "minoritas". kita tidak ingin berjuang untuk menyebutnya minoritas. Orang Kristen berkata: "Kami tidak berjuang untuk anak kami disebut minoritas. Apakah itu yang kalian inginkan? Apa yang diinginkan setiap org adalah menjadi warga negara dari NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA. 
Itu sama dengan saya, ulama, dengan anak-anak muda, dengan para pejabat, setiap orang tanpa kecuali: setiap orang ingin menjadi warga negara REPUBLIK INDONESIA, setiap orang, tanpa memandang minoritas atau mayoritas."

Ini berarti bahwa orang Kristen merupakan bagian dari bangsa ini. Menjadi garam dan memancarkan terang dalam konteks kebangsaan kita. Sehingga lirik pujian ini mendarat di hati nurani orang Nasrani di bangsa ini agarTuhan dimuliakan:

Syukur untuk setiap rencana-mu
dan rancangan-Mu yang mulia
dalam satu tubuh kami bersatu
menjadi duta kerajaan-Mu
kuucapkan berkat atas indonesia
biar kemuliaan Tuhan akan nyata
Reff:
bagi bangsa ini kami berdiri
dan membawa doa kami kepada-Mu
sesuatu yang besar pasti terjadi
dan mengubahkan negeri kami
hanya nama-Mu Tuhan ditinggikan
atas seluruh bumi

Kami rindu melihat Indonesia
pulih dari semua problema
hidup dalam jalan kebenaran-Mu
pancarkan terang kemuliaan-Mu
Kami tahu hati-mu
ada di bangsa ini


Sabtu, 22 Juni 2013

Mempersembahkan Tubuh dan Akal Budi


Seringkali kita diperhadapkan pada pilihan dan harus mengambil keputusan.  Sebagai anak Tuhan seringkali kita diperhadapkan pada sejumlah pertanyaan apakah ini sesuai dengan kehendak Tuhan atau tidak? Namun Firman Tuhan menolong kita untuk bisa menemukan prinsip-prinsipnya.


Roma 12:1-2
“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
Dari bagian Firman Tuhan diatas, penulis menemukan ada 2 prinsip  dasar untuk menemukan kehendak Tuhan.

MEMPERSEMBAHKAN TUBUH
Seringkali kita kuatir dengan banyak hal dan itu membuat kita sulit untuk menemukan kehendak Tuhan. Hal pertama yang perlu untuk dilakukan adalah mempersembahkan tubuh. Tubuh yang dimaksud adalah keseluruhan hidup kita yang dipercayakan sepenuhnya pada Tuhan. Ada jaminan dari Bapa kita dalam Yoh 10:28-30: dan Aku memberikan hidup kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan dapat merebut mereka dari tanganKu. BapaKu yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu.
Ini merupakan ja-minan bahwa Allah akan memelihara hidup kita dan yang dapat memberikan hal itu hanyalah Kristus. Sehingga kita harus menerima DIA sebagai Tuhan atas seluruh hidup kita. Mungkin kita bisa merefleksikan bagian ini. Apa yang membuat kita kadang-kadang menjadi kuatir? Sudahkah kita menyerahkan tubuh/hidup kita kepada Tuhan?

PEMBAHARUAN BUDI
Selanjutnya dalam ayat 2 dikatakan: “berubahlah oleh pembaharuan budimu,”. Versi KJV dikatakan “transformed by the renewing of your mind,”
Perhatikan bahwa agar kita bisa membedakan yang mana kehendak Allah pikiran kita harus mengalami pembaharuan budi. Kata ini berbentuk present tense yang berarti harus dikerjakan secara terus menerus dan pembaharuan budi ini akan terus kita alami jika diisi oleh pikiran dan perasaan Kristus.(Bdk juga Fil 2:5 “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.)
Pikiran dan perasaan Kristus itu kita dapatkan dari Firman Tuhan. Hati yang melekat pada FirmanNya. Pembaharuan budi adalah proses yang terus berlangsung sepanjang hidup dan perlu untuk diperjuangkan dengan ketaatan untuk melakukan FirmanNya. Ketika tubuh kita sudah diserahkan kepada Tuhan, maka Firman Tuhan itu akan mengubahkan cara pandang dan pola pikir terhadap segala sesuatu. Sehingga, kalau pikiran kita telah dibaharui maka Firman Tuhan berkata : sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Penulis : Yoel Setiawan
(Staf Perkantas Makassar)


Senin, 15 April 2013

Dag Hammarskjold

Puisi merupakan kutipan yang dibaca dari Buku Sanctuary of My Soul by Richard Foster:
Berikan aku hati yg murni-agar aku dpt melihat Engkau,
Hati yg rendah-agar aku dpt mendengar Engkau,
Hati yg kasih-agar aku dpt melayani Engkau,
Hati yg setia-agar aku dpt berdiam di dalam Engkau.
(Dag Hammarskjold)