Jumat, 27 Juli 2012

Hati Yang Mau Dibentuk

Ayat bacaan: 
Yeremia 18:1-6


Penekanan ayat 4:
"Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya."

Rekan2 terkasih dalam Kristus !!
1.    Seberapa dari kita yang lahir dari latar belakang keluarga Kristen??
2.    Seberapa sering kita mendengar FT ?
-      Mungkin kita lahir dari keluarga yang notabene Kristen
-      Mungkin kita berkata saya dari kecil ikut sekolah minggu, ikut persekutuan remaja, ikut persekutuan pemuda, di kampus ikut PMK, dll
-      Mungkin ada yang bilang saya dari kecil sudah rajin persekutuan di rumah. Saat teduh adalah hal yang keluarga kami biasa lakukan
-      Bahkan mungkin kita sendiri adalah orang yang sering membawakan FT di gereja maupun  di PMK.
3.    Tapi, seberapa sering kita melakukan??
Karena kadang-kadang kita sudah tahu dengan FT tapi tidak mau dilakukan, kita tidak mau taat!!
FT hanya memuaskan telinga kita. Enak didengar, karena menegur!!! Tapi ketika harus melakukan, kita tidak mau.

Mengapa??
Karena untuk belajar taat ini menyangkut zona nyaman:
-      Qta tidak mau terikat (dilaang ini dan itu)
-      Qta belum siap dijauhi orang2 terdekat
Atau
-      Mungkin kita kecewa dengan Tuhan sehingga tidak mau taat.
Kenapa Tuhan sepertinya tidak ada saat saya mengalami masa2 buruk.
             
Ingat sebuah lagu rohani yang berjudul Bagai Bejana? Liriknya adalah sebagai berikut:

Bagai Bejana

Bagaikan bejana siap dibentuk
Demikian hidupku ditanganMu
Dengan urapan kuasa Roh-Mu
Ku dibaharui selalu
Jadikan kualat dalam rumahMu
Inilah hidupku ditanganMu
Bentuklah sturut kehendakMu
Pakailah sesuai rencanaMu
Ku mau sepertiMu Yesus
Disempurnakan selalu
Dalam setiap jalanku
Memuliakan namaMu


Lagu ini mudah untuk dihafalkan dan dinyanyikan. Tapi sudahkah kita mengimani betul pesan yang disampaikan lagu tersebut ketika kita menyanyikannya? Mudah bagi kita berkata bahwa kita siap untuk dibentuk seturut kehendak Tuhan, mudah bagi kita untuk berkata bahwa kita adalah bejana-bejana yang siap dibentuk. Tapi ketika kita mengalami proses pembentukan itu, ternyata prosesnya seringkali sungguh menyakitkan, membuat kita menderita dan terkadang membutuhkan proses yang sangat lama.

Mari kita lihat awal manusia diciptakan :
-      Manusia pertama disebut adam, karena diambil dari adamah=tanah.
-      Jadi, rekan2 terkasih dalam Kristus, kita ini diambil dari tanah.
-      Tetapi kalau kita melihat Mazmur 119:73
“Tangan-Mu telah menjadikan (ầsậh) aku dan membentuk (kủn) aku, berilah aku pengertian, supaya aku dapat belajar perintah-perintah-Mu.”
ầsậh = mendandani, berhubungan dengan norma etis/layak
kủn = menetapkan/berfirman

Mazmur 139 : 14
“Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat (má ãséh), dan jiwaku benar-benar menyadarinya.
má ãséh = membuat dengan ekspresi khusus dan berbasis mendandani untuk sebuah konsep dan tetap memberlakukannya (commit)

Jadi, Allah mendandani, menetapkan, membuat dengan ekspresi khusus dan komit kita debu tanah ini.
Allah begitu memperhatikan dan tidak sembarangan dalam menjadikan kita pribadi2.
Mungkin kita anak yang tertolak, kita sulit menerima diri kita (berdosa dan begitu kotor tapi Allah menjadikan kita tidak sembarangan).

Mari kita lihat bacaan kita :
Yeremia 18:1-6:
Ayat 1-2 : Tuhan berfirman kepada Yeremia untuk pergi ke rumah tukang periuk
Ayat 3 : Tukang periuk ini sedang berada di tempat melarik = pembuatan periuk.
Ayat 4 : belajar dari tukang periuk:
-      Bila bejana yang dibuatnya sedang rusak rusak, dibuat menjadi bejana lain.
-      Dibuat menurut apa yang baik pada pemandangannya

Proses pembuatan sebuah bejana tanah liat kira-kira demikian:
-  Dimulai dari mengambil gumpalan tanah liat.
- Kemudian tanah liat tersebut dibersihkan dari batu-batu, kerikil dan kotoran-kotoran lain yang melekat di tanah liat tersebut dengan diinjak-injak untuk menghilangkan gelembung udara dan kerikil2 supaya tidak mudah pecah.
- Lalu tanah liat itu biasanya direndam agar menjadi lebih lembek. dan bisa dibentuk.
- Didiamkan agar kadar air berkurang
- Kemudian tanah liat itu akan melalui proses pembentukan di atas sebuah meja berputar, yang biasanya dilengkapi pedal yang dapat mengatur kecepatan putar meja bulat diatasnya. Sambil terus diputar, tanah liat akan terus dibentuk oleh sang pembuatnya. Ditekan, didorong, tanah liat akan terkikis dan perlahan-lahan terbentuk.
- Malah bejana itu harus melalui sebuah proses pembakaran hingga akhirnya menjadi sebuah bejana tanah liat yang indah pada akhirnya pada suhu diatas 1000 derajat celcius. Sekiranya salah bentuk? Bejana itu akan dibentuk ulang dari awal hingga menjadi sempurna. Bila bahan yang ada tidak menunjang bentuk yang diharapkan, maka tanah liat ini akan retak, rusak dan kemudian dibentuk lagi
Sekiranya tanah liat itu memiliki indera perasa dan bisa bicara, saya yakin tanah liat itu akan menjerit-jerit kesakitan. Namun akhirnya ia akan bersyukur bahwa ia menjadi sebuah bejana yang indah yang sangat bermanfaat bagi orang banyak.

Bejana tersebut bisa dibuang kalau rusak. Tapi tukang periuk ini tetap mau memakainya.

Allah membukakan perumpamaan tentang tukang periuk ini kepada orang Israel di ayat 6.
“Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!”

Ini menjelaskan tentang orang Israel yang sementara dapat penghukuman selama di babel karena ketidaktaatan mereka. Bahwa Allah akan membentuk mereka sekalipun mereka telah rusak karena dosa-dosa/ketidaktaatan mereka. Allah tidak membuang mereka tapi Allah tetap mengasihi mereka.

Karena kasihNya yang luar biasa pada kita, karena kepedulianNya terhadap keselamatan kita, maka Tuhan seringkali mengambil posisi sebagai tukang periuk/bejana. Apabila bejananya rusak, maka Tuhan akan membentuk ulang bejana tersebut sehingga menjadi baik dan sempurna. Tuhan tidak akan membiarkan anak-anakNya dalam keadaan rusak menuju kebinasaan. Maka proses pembuatan ulang bejana adalah pilihan terbaik, demi kebaikan kita, semata-mata karena Allah mengasihi kita. Bagai bejana, kita pun harus melalui proses "pembentukan ulang" yang seringkali menyakitkan. Kita dibersihkan, segala ego, kebiasaan buruk, kesombongan, dan sebagainya ditanggalkan, dikikis lepas dari kita, dan proses itu tidaklah nyaman. Namun lihatlah hasil akhirnya, bahwa dengan melewati proses itulah kita akan menjadi anak-anak Tuhan yang bisa Dia banggakan. Kita kemudian bisa dipakai Tuhan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaanNya di dunia. 

Apa yang dirancangkan Tuhan bagi hidup kita adalah sebuah rancangan yang sempurna bagi setiap kita. Sesakit apapun proses itu, ingatlah bahwa semua itu bertujuan mendatangkan kebaikan bagi kita.
Tuhan punya hak penuh atas kita, ciptaanNya, dan hukuman-hukuman yang kita alami tidak lain adalah sebuah proses pembentukan ulang bejana dari yang rusak menjadi sempurna, semata-mata karena Tuhan sangat mengasihi kita dan mempersiapkan kita agar layak menerima kemuliaan bersamaNya. Setelah kita menjadi sebuah bejana yang indah, Tuhan pun mempersiapkan kita untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang mulia. "Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia." (2 Timotius 2:21). Kita tidak akan mampu melakukan itu semua jika kita masih berupa bejana rusak. 

Jika diantara teman-teman ada yang sedang mengalami proses pembentukan ulang ini, bersabar dan bersyukurlah, karena itu artinya Tuhan begitu mengasihi anda dan tidak ingin satupun dari anda binasa. Jangan keraskan hati, agar Tuhan mudah membentuk kita seturut kehendakNya.

Rekan2 terkasih dalam Kristus apa yang bisa kita lihat dari kitab Yeremia ini :
1.    Allah tidak membuang kita, melainkan akan memakai kita karena Allah menghargai kita.
2.  Kemarin kita sudah melihat pelantikan pengurus. Masa kepengurusan kedepan adalah suatu cara Allah membentuk saudara untuk makin jadi berkat bagi orang lain. Bukan keluhan. Kalau ada yang dapat kesempatan kedua itu berarti anugerah Allah untuk mau makin membentuk saudara.
3.    Proses bentukan Allah kadang2 kita harus sakit, diinjak2. Tapi itu cara Allah membentuk saudara.
4.   Perlu kerendahan hati kita untuk tunduk/taat pada FT agar mau dibentuk oleh Tuhan lewat lewat teguran dan setiap masalah yang ada. Mengapa?? 2 Tim 3:16-17.
Proses pembentukan bejana menyakitkan tapi menghasilkan bentuk indah yang berguna bagi banyak orang.

Kalau Allah kita adalah Allah yang sempurna, maka rancanganNya juga adalah rancangan yang sempurna yang baik bagi kita
         



Tanah Airku



Beberapa waktu yang lalu tentu saja kita masih ingat dengan demo kenaikan BBM. Di berbagai daerah terjadi demonstrasi menuntut agar pemerintah meninjau ulang kenaikan harga BBM.

Sebagai anak bangsa dengan banyak pergumulan apa yang kita perbuat sebagai anak PMK.
Jarang kita mendapati atau mendengar khotbah tentang pergumulan bangsa di PMK. Hanya sedikit PMK yang khusus mendoakan hal tersebut.
Mengapa ?? Karena PMK selalu berbicara tentang surga. Lupa bahwa PMK ada di dunia ini. (bukan berarti salah)
Padahal PMK hadir untuk mengubahkan bangsa yang rusak moral ini.
PMK bertujuan untuk menghasilkan intelektual Kristen yang mencintai Alkitabnya, mencintai Tuhannya sehingga nilai2 Kerajaan Allah ada di dunia ini.
PMK bukan hanya menjadi tempat kumpul2 persekutuan. Pelayanan mahasiswa begitu unik dan strategis karena menghasilkan alumni2 PMK yang nantinya menjadi calon pemimpin bangsa dan menduduki posisi strategis.
Makanya kita berfokus kepada mahasiswa, bukan kepada orang2 jalanan dsb. PMK dipikrkan sedemikian rupa agar visi PMK menghasilkan alumni yang menjadi garam dan terang bagi keluarga, gereja, bangsa, Negara, dan dunia.

Mat 6:10. “datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.”

Apa maksud dari pembacaan ini?
Ini sebuah doa supaya nilai2 Kerajaan Allah di sorga dihadirkan di bumi.
Itulah mengapa pelayanan PMK penting.
Anak Tuhan alumni PMK Hukum misalnya memakai intelektualnya untuk menegakkan kebenaran ditengah2 kebobrokan bangsa!!
Anak Tuhan alumni FKM mengupayakan agar keselamatan kerja karyawan diutamakan, sanitasi masyarakat bersih, dsb.
Anak Tuhan alumni Farmasi membuat obat yang mudah dijangkau tapi punya khasiat yang sama.
Anak Tuhan alumni Sipil memikirkan agar kemacetan dijalan raya bisa dikurangi, dsb.

Karena dosa, manusia menjadi korupsi berambisi untuk memperkaya diri sendiri. Lupa bahwa kita hadir untuk menjadikan kehendak Allah di bumi seperti di sorga.

Kalau kita lihat Lagu Indonesia Raya
Indonesia tanah airku Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru Indonesia bersatu
Hiduplah tanahku Hiduplah negriku
Bangsaku Rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Disitu tertulis jadi pandu Ibuku…
Itulah tugas kita sebagai anak bangsa. Beragama apapun!!
Seluruh lagu kebangsaan bangsa di dunia menunjukkan anak bangsa wajib menjadi pandu bagi bangsanya. Sadar atau tidak sadar rasa kebangsaan itu ditanamkan oleh Allah kepada anak bangsa

Lagu Kebangsaan Amerika
Oh, say can you see,
by the dawn's early light
What so proudly we hailed at the twilight's last gleaming
Whose broad stripes and bright stars, thro' the perilous fight
O'er the ramparts we watched, were so gallantly streaming
And the rockers' red glare, the bombs bursting in air
Gave proof thro' the night that our flag was still there
O say, does that star spangled banner yet wave
O'er the land of the free and the home of the brave


O katakan, dapatkah anda lihat, di waktu fajar,
Apa yang kami sambut di dinihari?
Bintang terang dan jalur lebar, tatkala pertempuran sengit?
Atas kubu kelihatan, berkibaran megah!
Dan kilauan merah roket, ledakan bom di udara,
Membuktikan sepanjang malam bahwa bendera kami masih ada:
Refrein :
O katakan, bendera berhias bintang masih berkibar
Di tanah merdeka dan rumah para pemberani?

Lagu Kebangsaan Arab saudi
Saari'ii lil-majdi wal 'alyaa-a
Majjidii li-khaaliqis samaa-a
Warfa'il khaffaaq akhdhar
Yahmil an-nuur al-musaththar
Raddidiy ALLAHU AKBAR!
Yaa Mawthini!
Mawthini!
Qad 'ishta fakhr al-muslimiin,
'Aash al-malik, lil-'alam wal-wathan!

Bergegas menuju kemuliaan dan kegemilangan,
Kemuliaan bagi Sang Pencipta langit Mengibarkan bendera hijau
Membawa cahaya yang terang benderang
Ulangilah Allah Maha Besar!
Wahai negeriku!
Negeriku!
Sungguh telah jaya kaum muslimin,
Semoga raja panjang umur, bagi alam dan bangsa!


Lagu Kebangsaan Australia
Australians all let us rejoice,
For we are young and free;
We've golden soil and wealth for toil,
Our home is girt by sea;
Our land abounds in Nature's gifts
Of beauty rich and rare;
In history's page, let every stage
Advance Australia fair!
In joyful strains then let us sing,
"Advance Australia fair!"
Beneath our radiant southern Cross,
We'll toil with hearts and hands;
To make this Commonwealth of ours
Renowned of all the lands;
For those who've come across the seas
We've boundless plains to share;
With courage let us all combine
To advance Australia fair.
In joyful strains then let us sing
Advance Australia fair!"

Rakyat Australia mari semua bergembira,
Karena kami muda dan bebas.
Kami mempunyai tanah subur dan kekayaan untuk ditimba,
Tanah kami dikelilingi lautan.
Tanah air kami dilimpahi dengan kekayaan alam,
Yang indah, berharga, dan luar biasa.
Dalam lembaran sejarah, biarlah setiap langkah,
Memajukan Australia jaya!
Dengan gembira mari semua bernyanyi,
"Majulah Australia jaya!"
Di bawah bintang pari yang bercahaya,
Kami akan berusaha dengan jiwa dan raga,
Untuk menjadikan persemakmuran ini,
Masyhur di persada dunia.
Untuk mereka yang telah melewati lautan,
Kami mempunyai tanah yang luas,
Dengan keteguhan mari semua begabung,
Untuk memajukan Australia jaya!
Dengan gembira mari semua bernyanyi,
"Majulah Australia jaya!"
Saya mengajak rekan2 PMK, mari bersama memandu bangsa:
WR. Supratman yang ahli dalam seni membuat lagu kebangsaan Indonesia Raya, sekalipun ia tidak pernah mengecap kemerdekaan  17 Agustus 1938 pada umur 35 tahun. Ia memandu bangsa dengan membaktikan dirinya lewat lagu.

Kita merindukan anak Tuhan di PMK mengabdikan dirinya untuk Tuhan seperti :
Butet Manurung !!
Banyak orang yang sudah tau cerita Butet Manurung yang mengabdikan dirinya mengajar menjadi guru di tengah hutan. Ia mendirikan sekolah Orang Rimba, mengajar, dan hidup bersama Orang Rimba di belantara hutan Sumatera.  Ia tinggalkan kehidupan kota dan membaktikan dirinya bagi orang-orang di rimba Sumatera. Agaknya pengabdian Butet Manurung direplikasikan dalam bentuk lain oleh Indonesia Mengajar untuk mendidik anak muda Indonesia di pelosok Nusantara.

Bagaimana dengan Indonesia Timur?? Justru diwilayah Indonesia Timur ada daerah yang pemasukannya paling kecil/miskin (Nusa Tenggara), terbelakang (Papua), budaya mabuk/judi sangat mendarah daging di wilayah Indonesia timur yang secara tidak langsung membuat daerah2 Indonesia Timur menjadi terbelakang.
Qta perlu berdoa dan berjuang untuk Indonesia Timur agar bisa mengenal kebenaran dan membawa nilai2 kebenaran untuk mengubahkan bangsa ini.

Sebagai PMK apa yang bisa kita lakukan:
1.        Berdoalah. Berdoa bagi bangsa ini!!
2.        Berdoalah apa yang bisa kita kerjakan di bangsa ini dengan disiplin ilmu kita masing2!! Gumulkan daerah2 di Indonesia Timur lainnya agar kita bisa hadir untuk menggarami daerah2 Indonesia Timur.
3.        Mantapkan ilmu kita, perluas wawasan dengan belajar !! (sayang kalau bahasa inggris lemah)
4.        Mari pandu bangsa kita dengan bekerja dengan berintegritas nantinya agar jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga terwujud.







Rabu, 25 Juli 2012

Catatan Cikal Bakal Pelayanan KMKO Divisi Doa dan Pelayanan Setahun

KMKO FT-UH adalah tempat ku mengenal Kristus sehingga ada hutang yang harus kubayarkan kepada Kristus untuk mengenalkanNya pada generasi selanjutnya di kampusku.. Sudah 5 tahun (sekarang 2012) tidak terasa meninggalkan kampus itu tapi hati sepenuhnya masih membawa hutang itu. Aku yang biasa-biasa saja mengikut Tuhan akhirnya mau dipakai olehNya... Sebenarnya tidak pernah ada niat untuk menuliskannya dalam sebuah tulisan tapi ini jejak yang dapat kutinggalkan buat pelayanan di kampusku untuk dilanjutkan oleh mereka yang mencintai Tuhan dan punya "hutang" itu. Sebelumnya bertobat pada tanggal 01 Desember 2002 dan bertumbuh mengenal Kristus melalui Kelompok Kecil di Teknik yang dipimpin oleh Kak Alphin Stefanus Musila (Pepy) E'97 bersama dengan Herman Timang, P'01 yang saat itu menjadi Ketua Kemroh, Raesintani Dauhan S'01 dan Ferdinan E'01 dengan nama KTB Shine. Tahun 2003 Melayani sebagai panitia Paskah, Kemroh, dan Natal pada divisi dana Tahun 2004 Terbentuk divisi KK sebagai FU Kemroh yang dilaksanakan angkatan 2000 dari hasil pembicaraan dengan KK di MKU bersama dengan teman2 lainnya. Saat itu diskusi dengan melibatkan beberapa orang yang teringat Sherina M'00, Yodina M'00, Sponcor M'00, Agus Rurianto E'00, Yunita E'00, Zet Logen E'00. Nah, dari pembicaraan saat itu ditugaskan beberapa orang untuk mendatakan KK di KMKO. Pertama diusulkan untuk ada perwakilan dari beberapa lembaga yang ada di KMKO (Perkantas, LPMI, Navigator) tapi karena kesatuan KMKO maka dipilih berdasarkan jurusan tanpa melihat background lembaga (saya setuju dengan hal ini). Kemudian terpilih 6 orang :Saya-Yoel Setiawan S'01, Eki M'02, Anto Lotte P'01, Evayanti A'01, Sherly G'01, Annastasya E'02). Selain mendatakan beberapa KK (PKK dan AKK serta bahan yang digunakan), divisi ini bertugas untuk mencari maba yang ingin terlibat dalam KK, dan mendatakan CPKK (menurut saya inilah KMKO secara terorganisir untuk mengelola pelayanannya terutama pemuridan karena saat itu KK bertumbuh subur di KMKO). Dan juga saat itu pertama kalinya dibuat training CPKK di sekret angkatan 2002 (rumah Sdr Rimba S'02) dengan pemateri Kanda Despan E'94 dan Arianto Pakaang S'92. Dan divisi ini terus berjalan sampai dengan tahun 2005, namun tidak bisa bertahan lama karena banyak hal sekalipun ada pembinaan khusus yang diberikan kepada kami. Yang teringat sampai sekarang saat Kanda Despan menyajikan materi Yeh 3:16-21. Aplikasi yang bisa dipalari adalahnkami adalah penjaga pelayanan KMKO sehingga harus bertanggung jawab untuk setiap jiwa yang ada di KMKO sehingga mereka mengenal Kristus (dan itulah yang saya sebut "hutang" sehingga masih ada di pelayanan ini). Tahun 2005 Koster Paskah, SC Acara Kemroh dan Natal. Pada tahun ini banyak KK yang harus tidak berjalan disebabkan kakak2 yang sebelumnya adalah PKK sebagian besar harus bekerja diluar kota. Saat itu pertama kali dibentuk PA Presidium agar tercipta kesehatian diantara para "leader" KMKO dan memang KK banyak yang mandet. KK KMKO ini diikuti oleh Yedid S'03, Vilma A'03, Ebsan G'03, Dody M'03, (yang lain terlupa mungkin karena mereka banyak absennya... hehehe...). Rikky M'03 bersama Alm. Okto M'03 banyak mendukung terbentuknya KK ini. Pada tahun ini pula saat Kemroh di Palopo ada sesi khusus diantara para senior untuk membicarakan wakil KMKO di tingkat Senat. Kondisinya adalah wakil KMKO di Senat dirasakan bukan merupakan asprasi bersama warga KMKO sehingga relasi dengan SMFT UH menjadi renggang diantaranya dengan tidak diterbitkannya SK kepanitiaan Paskah di tahun yang sama. Yang menjadi narasumber adalah Kanda Nathaniel Marampa E'99 dan Annastasya E'02 (wakil di senat). Pada acara ini juga dimunculkan logo KMKO berbentuk kapal oleh kanda Nathaniel bersama angkatan 98 lainnya yang menjadi pro kontra. Tahun 2006 Banyak gejolak dalam pelayanan terutama saat pemilihan Presidium yang membuat beberapa adik yang terlibat dalam pelayanan harus terpecah.. Tapi, saya pikir ini juga dinamika pelayanan. Buktinya mereka masih setia dalam pelayanan. Kak Alfred M'03, Legi S'04, Reky P'04, Meike E'04, Narty G'04 bisa menjadi sumber inspirasi juga.. Hehehe... Dinamika pelayanan menjadi terus berkembang sehingga pada tahun ini, diadakan rapat akbar di rumah kost Sdr. Hermana Kaselle S'05 untuk membicarakan konsep pembentukan divisi doa dan pelayanan dengan format yang agak berbeda (sebelumnya divisi ini memang ada). Beban ini terinspirasi oleh Yehezkiel tadi dan Nehemia dimana pelayanan di KMKO berjalan seperti tembok yang kan runtuh sehingga perlu untuk dikerjakan bersama2 dan lebih terorganisir dengan perencanaan. Konsep yang agak berbeda ini adalah dengan adanya pembagian tugas diantara divisi dopel yang menangani pembicara kebaktian, tempat, dsb (bidang ibadah dan doa), bidang KK, relasi intern dan alumni (bidang pemerhati), dan warta. Format lain agak berubah pada divisi ini adalah dengan melibatkan angkatan lain serta anggota yang tetap selama setahun berbeda dengan kepanitiaan di KMKO pada umumnya yang berubah (Paskah, Kemroh, dan Natal). Sebagai pertimbangan karena tidak pernah ada kesinambungan pelayanan diantara generasi sebelum dan sesudahnya sehingga perlu untuk didampingi oleh angkatan sebelumnya. Pembicaraan saat itu cukup alot dan menimbulkan pro dan kontra. Walaupun pada akhirnya konsep ini disetujui, namun pelayanan divisi ini menjadi sangat sulit diawal mengerjakan pelayannya bahkan tidak ada yang mau menjadi SC bagi divisi ini sekalipun ada beberapa angkatan yang mau terlibat didalamnya sebagai divisi dopel dan dari hasil kesepakatan akan dievaluasi 3 bulan kemudian dengan melibatkan warga KMKO lainnya. Dimana Desthina G'06 menjadi Koordinator pertama dengan format ini. (Dia bahkan harus menangis saat menyelesaikan setahun pelayannya...hehehehe...) Akhirnya dibuatkan program kerja khusus yang tertulis dan terjadwal bagi divisi ini (yang sebelumnya tidak ada). Walaupun tantangan dari beberapa angkatan yang menyebut angkatan ini "eksklusif" tapi pelayanan KMKO lebih tertata (Semua karena anugerahNya). Tema ibadah dibuatkan selama masa kepanitiaan berlangsung (misalkan sepanjang kepanitiaan Kemroh), relasi dengan alumni juga sudah terbangun dengan adanya info via FB dan jaringan dengan alumni, KK juga diupayakan untuk ada kegerakan bersama diantara warga KMKO. Namun, disadari juga ada kelemahan mengerjakan tanggung jawab dari divisi ini terutama divisi warta yang sesuai kesepakatan saat itu dikoordinir oleh angkatan setahun diatasnya karena pertimabangan supaya tetap terlibat dalam pelayanan. Pada tahun yang sama diupayakan retreat KK yang menjadi program kerja divisi KK. Saat itu banyak didukung oleh Meike E'04, Erwin E'05, Annas E'02, Eva E'02 serta Alfred E'03 di Tanjung Bayang. Bebannya sama karena ada banyak KK saat itu (sudah berkembang) dan perlu ada kegerakan bersama yang tidak bisa dipungkiri bertumbuh di lembaga pelayanan berbeda namun dalam wadah pelayanan KMKO. Kemudian tongkat kepemimpinan pelayanan KMKO secara khusus divisi doa dan pelayanan terus bergulir kepada Nia G'07,......, Helfy E'09, Mega S'10. Nafas dari pelayanan saat itu dengan tulus dan murni supaya ada penataan dalam pelayanan dan kegerakan bersama pelayanan di KMKO dengan tetap melihat "jiwa-jiwa" agar bertumbuh mengenal Tuhan didalamnya. Hal inilah yang melandasi saya (Yoel Setiawan.pen), menuliskannya dalam sebuah tulisan. Agar pelayanan KMKO tidak menjadi rutinitas pelayanan tanpa "nafas" yang sama dengan para pendahulunya. Hati yang melekat, menggumulkan dengan Tuhan menjadi dasar pemikiran saya bersama dengan teman2 untuk mengerjakan pelayanan ini. Ada begitu banyak orang yang Tuhan pernah gerakkan mengerjakan pelayanan ini. DIA juga, Pribadi yang sama akan menggerakkan orang2 untuk melanjutkan tongkat estafet dari generasi ke generasi. Masih dengan visi yang sama dan beban yang sama.. "Karena hutang itu....".

Motivasi Pelayan

PELAYAN DAN MOTIVASINYA (2Korintus 4:1-4) Akhir2 ini dunia media kita sangat disibukan dengan pemberitaan tentang berbagai kasus di seputar KPK, entah itu persoalan Bibit dan Chandra tetapi juga kasus Antasari. Masyarakat pun dibuat bertanya2 apa motivasi Antasari membunuh Nasarudin atau apa motivasi polisi terus ngotot memproses Bibit dan Chandra? Motif dibalik semua peristiwa ini menjadi faktor penting sebagai alat bukti untuk menjerat seseorang untuk dijadikan tersangka. Pada dasarnya motivasi itu mengandung pengertian: Sebuah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang ke arah satu tujuan. Motivasi menjadi dorongan (drive force) terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu. Bob Gordon dalam bukunya yang berjudul Master Builders mengatakan bahwa pada umumnya orang-orang Kristen dalam melakukan sesuatu orang dimotivasi oleh hal-hal antara lain: Motivasi yang bersifat negatif didorong oleh: paksaan, kemarahan, kecemburuan, hati yang luka, ketakutan, rasa besalah, kebencian, dll. Yang bersifat netral: kebahagiaan, kehormatan, persaingan, kegairahan, kesenangan, dll. Yang positif: kesalehan, kekudusan, kebenaran, sukacita, takut akan Allah, belas kasihan, dll. Saudara2, di dalam pelayanan juga motivasi seseorang perlu jelas, dengan dasar apa ia melayani? Kalo tanpa motivasi maka pelayanannya pasti mandek atau di sisi lain ada motivasi, tetapi salah motivasinya dan hanya untuk keuntungan diri sendiri. Akibatnya, tidak jarang kita akan menemukan adanya pelayanan dari orang-orang tersebut yang tidak berjalan sebagaima mestinya dan menjadi batu sandungan bagi orang lain. Seandainya seseorang memiliki motivasi yang benar dalam melayani Tuhan, maka tentu saja pelayanannya dapat menjadi berkat bagi semua orang. Jika demikian dalam pelayanan seseorang motivasi apa yang seharusnya dimilikinya? Pada dasarnya memang pelayanan dan motivasi itu memiliki kaitan yang sangat erat karena keduanya saling berkaitan satu sama lain. Motivasi pelayanan yang benar dari seseorang itu dapat dipengaruhi oleh pemahamannya akan makna yang terkandung di dalam arti kata pelayanan itu sendiri. Saya kira kalau kita bicara soal motivasi pelayanan maka kita bisa belajar dari seorang tokoh dalam PB yang sangat dapat memberi inspirasi kepada kita, dia lah rasul Paulus. Apa-apa saja yang dapat kita pelajari dari motivasinya dalam melayani? 1. Paulus memandang pelayanan itu sebagai anugerah Tuhan. Saudara, dalam 1Tim 1:12-13,15-16b, Paulus mengungkapkan yang begitu dalam kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memilihnya, mempercayainya, mengangkatnya, dan telah menguatkan dirinya dalam mengerjakan pelayanan bagi Tuhan. Ini adalah sebuah anugerah Tuhan yang luar biasa yang diperolehnya sebagai sebuah kemurahan Tuhan yang tak terbayangkan dalam hidupnya. Bagaimana tidak, kalau ia kembali mengingat kehidupannya di masa lalu sebelum dimenangkan oleh Kristus, maka tidak ada kata yang dapat terungkapkan selain mengucap syukur atas kemurahan Tuhan dalam hidupnya. Paulus menggambarkan bagaimana ia dengan tegas mengingatkan siapa dia sebagai orang yang berdosa. Dirinya dulu adalah seorang penghujat gereja, ia telah melontarkan kata-kata pedas dan kemarahan kepada orang-orang Kristen. Ia adalah penganiaya yang bermaksud memunahkan gereja dengan segala upaya. Dalam Kis. 22:4, dia mengatakan telah menganiaya pengikut jalan Tuhan sampai mereka mati, laki-laki dan perempuan ditangkap dan dipenjarakan. Dalam ayat 19 dikatakan bahwa dia masuk ke rumah ibadat dan memasukkan orang percaya ke dalam penjara dan menyesahnya. Bahkan dalam psl 26:12, dikatakan bahwa dalam rumah ibadat dia menyiksa umat Tuhan dan memaksanya untuk menyangkal imannya. Paulus mengambarkan dirinya sebagai seorang yang ganas, kata Yunani yang digunakan untuk “ganas” adalah hubristēs. Kata ini menunjukan kesombongan yang sadis, melukiskan orang yang berusaha menyakiti semata-mata demi menikmati hasil dari perbuatan menyakiti itu. Kata benda abstrak yang berhubungan dengannya adalah hubris yang didefinisikan oleh Aristoteles, melukai atau menyusahkan orang lain dengan cara sedemikian rupa sehingga orang lain dipermalukan karenanya. Sedangkan pelakunya tidak memperoleh keuntungan apa-apa kecuali rasa senang atas kekejaman yang dilakukannya dan atas penderitaan yang dialami orang lain. Itulah sebabnya bahkan ia memandang dirinya sebagai orang yang paling berdosa di antara orang berdosa dan dosa itu mematikan. Paulus sungguh-sungguh menyadari bahwa betapa tidak layaknya hidupnya di hadapan Tuhan. Itulah sebabnya ia mengaggap oleh kemurahan Tuhanlah ia telah menerima pelayanan ini (2Kor. 4:1), sehingga ini yang menjadi motivasinya untuk memberikan hidupnya melayani Tuhan dengan sepenuh hatinya. 2. Paulus melayani bukan untuk mencari nama baik. Saudara2, mari membaca Gal. 1:10, Paulus tidak mencari kesukaan manusia atau perkenan dihadapan manusia, tetapi dia hanya mencari kesukaan Allah karena dia adalah hamba kebenaran, hamba Allah dan bukan hamba manusia. Di dalam 1Tes 2:4 dia berkata bahwa mereka berbicara bukan untuk menyukakan manusia melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati. Dalam ayat 5 Paulus juga menegaskan bahwa mereka tidak bermulut manis, tidak mempunyai maksud loba, dan Allah yang menjadi saksinya kalau mereka pernah punya maksud2 yang tidak murni. Apakah pelayanan kita di Perkantas untuk mencari muka kepada orang lain? 3. Paulus tidak mencari pujian dari pelayanannya. Saudara2, dalam 1Tes. 2:6, Paulus katakan bahwa dia tidak pernah mencari pujian sedikit pun dari siapa pun walaupun dia punya kesempatan untuk melakukan hal ini sebagai seorang rasul Kristus. Dia mengatakan bahwa kalau dia memberitakan Injil, dia tidak punya alasan untuk memegahkan diri sebab itu adalah keharusan baginya. “Celakakalah aku jika aku tidak memberitakan Injil.” Paulus sangat menyadari bahwa dia sama sekali tidak berhak untuk mencari pujian dari pelayanannya karena ini memang tanggungjawabnya, dia tidak cari popularitas. Melayani di siswa, mahasiswa atau alumni jangan sekali-kali pikir mau cari pujian. Kita rentan untuk tergoda jatuh dalam kemegahan diri, ketika kita bagus dalam khotbah, memberikan training, atau ketika kita adik-adik KTB kita banyak yang berhasil dalam pelayanan dan kita merasa bahwa ini adalah hasil pelayanan kita sehingga kita mengaharapkan reward dari apa yang kita kerjakan. Jika kita bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan (2Kor.10:17,18) 4. Paulus tidak mencari keuntungan dalam pelayanan. Saudara, mari kita baca 2 Kor. 2:17, Paulus mengatakan bahwa dia tidak sama dengan orang lain yang mencari keuntungan dari orang lain. Hal ini seperti yang dilakukan oleh para guru palsu yang telah menyusup di antara jemaat Korintus, mereka perilaku yang tidak beres. Mereka adalah orang-orang yang tidak jujur dan sombong, pemimpin mereka mengambil keuntungan uang dari anggota jemaat-jemaat yang gampang ditipu. Bahkan dalam 1Kor.9:17,18 Paulus menegaskan bahwa dia tidak mau menerima upah sebab ia tidak mengerjakannya berdasarkan kehendaknya sendiri tetapi ini merupakan tugas penyelenggaraan yang dipercayakan kepadanya. Sebenarnya ia pantas untuk mendapatkan upah sebagai seorang pemberita Injil tetapi ia tidak mau mengambil haknya. Ini luar biasa, Paulus sangat menjaga kewibawaan seorang hamba Tuhan, dia membiayai pelayanannya sendiri sebagai seorang tukang tenda. Dalam 1 Tes. 2:9, dikatakan bahwa dia bekerja keras siang malam supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun. 5. Paulus melakukan pelayanan dengan dasar kasih. Saudara2, dalam 1Kor. 16:14 Paulus berkata, “Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih.” Paulus memiliki motivasi kasih dalam mengerjakan pelayanannya, itu adalah sebuah dorongan yang sangat tepat bagi seorang pelayan Tuhan. Ini adalah motif Allah untuk menyelamatkan manusia yang berdosa, oleh karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya Yesus Kristus bagi manusia yang berdosa. Ketika Yesus berjalan masuk ke Yerusalem, hati-Nya dipenuhi oleh belas kasihan, Ia menangis melihat banyak domba yang tidak bergembala. Ia sangat mengasihi orang yang berdosa. Bagaimana dengan kita? Adakah kita memandang pelayanan kita dengan kasih? Motivasi yang benar adalah ketika kita memandang jiwa-jiwa yang kita layani di siswa, mahasiswa, dan alumni dengan kasih Kristus. Jika kita mengasihi orang-orang yang kita layani dengan sungguh-sungguh, maka tentu saja kita akan berusaha memberikan yang terbaik untuknya. 6. Paulus berani bayar harga untuk pelayanannya. Saudara2, dalam 2Kor. 6:4-6, Paulus menceritakan tentang penderitaan yang harus ditanggungnya sebagai seorang pelayan Tuhan bukan hanya penderitaan fisik saja tetapi juga penderitaan batin karena disalah mengerti, dihina, diumpat, dan berbagaipenderitaan lainnya. Tetapi walaupun sedemikan berat penderitaan yang harus dialaminya tetapi dia tidak berkeluh kesah karena baginya hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Bahkan dalam pelayanannya dia katakan dia rela mati bagi orang-orang yang dilayaninya. Sungguh sebuah teladan yang luar biasa dari seorang yang rela bayar harga untuk pelayanannya. Ini adalah sebuah motivasi yang sungguh-sungguh indah dari seorang pelayan Tuhan. Lalu bagaimana dengan kita? Berapa banyak kita sudah rela untuk bayar harga bagi pelayanan kita? Tetapi jujur saya sangat menghargai teman2 semua yang sudah memberi perpuluhan waktunya untuk terlibat dalam pelayanan Perkantas, pelayanan ini tidak populer yang ada justru harus siap korban waktu, uang, tenaga, pikiran, perasaan dan lain-lainnya. Biarlah itu boleh menjadi persembahan yang berbau harum dihadapan-Nya. Saudara2 jika demikian mari melihat dahulu beberapa kata dalam Alkitab yang dapat berarti pelayanan, yaitu antara lain: 1. Doulow (douloo) – melayani sebagai hamba (budak!). Pada zaman PB, seorang budak dapat dibeli atau dijual sebagai komoditi. David Watson menyatakan: “Seorang budak adalah seorang yang sama sekali tidak memiliki kepentingan diri sendiri. Dalam ketaatan penuh kerendahan hati ia hanya bisa berkata dan bertindak atas nama tuannya. Dalam hal ini tuannya berbicara dan bertindak melalui dia”. Benar-benar tak berdaya. Sebagai orang percaya, kita sekalian adalah orang-orang yang telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba (doulos) kebenaran (Roma 6:18), menjadi hamba Allah (Roma 6:22). 2. Diakonew (diakoneo) – melayani sebagai pelayan dapur, yang menantikan perintah di sekitar meja makan (Mat. 8:15; Efs. 4:12). Ini bukan pekerjaan yang menyenangkan, karena seringkali ia akan menerima dampratan dari orang yang merasa kurang puas dilayani. Dalam arti luas kata ini menyatakan seseorang yang memperhatikan kebutuhan orang lain, kemudian berupaya untuk dapat menolong memenuhi kebutuhan itu. Orang bisa saja bekerja sebagai budak (doulos) dan tidak menolong seorangpun; tetapi jika ia seorang diakonos, ia berkaitan erat dengan upaya menolong orang lain (Luk 22:27; Yoh. 12:26; ! Tim. 3:13) 3. Litourgos (litourgos) – melayani orang lain di depan publik (Kisah 13:2). Pelayanan ini dilakukan kepada sejumlah orang pada saat yang bersamaan, sehingga harus direncanakan dan terus ditingkatkan. Dalam hal ini jemaat menuntut sebuah pelayanan yang dikerjakan dengan kesungguhan dan yang terbaik. Saudara2, saya yakin makna dari ketiga arti kata pelayan ini juga adalah bagian dari prinsip dan motivasi Paulus dalam pelayanannya, ia telah menjadi seorang doulus, diakonos, dan liturgikos dalam pelayanannya, lalu bagaimana dengan kita? Apakah kita juga telah menjadi seorang pelayan Tuhan yang telah menjadi hamba atau doulos Kristus, menjadi seorang diakonos yaitu pelayan yang selalu rindu menolong orang lain dalam memenuhi kebutuhan orang yang dilayaninya, dan juga sebagai seorang litougikos yang disorot oleh banyak orang dan yang motivasinya dapat dipertanggungjawabkannya dihadapan orang lain? Paulus dengan sungguh mengerjakan pelayanannya oleh karena ia menyadari akan kasih Allah dalam hidupnya. Saudara2, Suatu kali seorang pengkhotbah besar bernama Jonathan Edward bertanya kepada para calon pengabar Injil di Cina, "Apa motivasimu menjadi pengabar Injil?" Sebagian menjawab, "Karena saya ingin mempersembahkan jiwa-jiwa bagi Yesus." Jawab Jonathan Edward, "Tidak cukup!" Terhadap pertanyaan yang sama sebagian lagi menjawab, "Saya ingin membawa Injil bagi sesama."Yang lain lagi, "Saya ingin mengabarkan jalan keselamatan kepada sesama." "Saya ingin bersaksi tentang Yesus Juru Selamat." Tetapi semua jawaban tersebut ditanggapi Jonathan Edward dengan berkata, "Tidak cukup! Tidak cukup mengabarkan Injil dengan motivasi-motivasi seperti itu!" Mengapa? Jonathan Edward menjelaskan, "Motivasi terpenting dalam pelayanan adalah karena kita mencintai Yesus. Tanpa mencintai Yesus, pelayanan kita akan mudah patah dan jatuh di tengah jalan! "Apakah kalian mencintai Yesus?" Ini adalah sebuah pertanyaan yang penting bagi kita. Saudara2, Jonathan Edward memiliki prinsip motivasi yang sama dengan apa yang menjadi motivasi Paulus dalam pelayanan, yaitu cintanya kepada Kristus yang sudah mengasihi dia telebih dahulu dan memberikan nyawa-Nya baginya. Bukankah tentu saja pandangan ini seharusnya juga berlaku bagi semua pelayan Tuhan? Lalu apa yang menjadi motivasi kita melayani di Perkantas? Apakah karena kita mencintai Yesus? Jika kita mencintai Yesus maka tentu saja itu akan membuat kita mengasihi siswa, mahasiswa, dan alumni yang kita layani. Kita akan melayani mereka dengan sepenuh hati kita tanpa mencari keuntungan apa pun bagi diri pribadi kita. Dengan motivasi yang murni inilah kita memiliki kekuatan hati seorang pelayan Tuhan. Biarlah kita boleh memiliki motivasi yang benar sebagai seorang hamba yang melayani Tuhan kita. Menjadi seorang pelayan Tuhan yang memiliki motivasi yang bersih, murni dan tidak bercacat dihadapan Tuhan. AMIN