Rabu, 25 Juli 2012

DISIPLIN ROHANI

DISIPLIN ROHANI MENOLONG UNTUK BERTUMBUH 1Tim 4:7-10 Mengapa perlu disiplin rohani, dan apa disiplin rohani itu? Memasuki millennium baru kita sudah sering mendengar banyaknya tantangan yang mendatang. Lompatan teknologi dan globalisasi menjadikan perubahan besar terjadi dalam hidup manusia. Persaingan semakin ketat, hidup semakin sulit dan akhirnya manusia akan hidup semakin mementingkan diri sendiri. Sebenarnya masalah-masalah terbesar pada zaman ini bukanlah masalah teknologi, karena bagaimana pun manusia pasti sanggup menanganinya. Juga bukan masalah politik/ekonomi. Sekalipun Ind mengalami krisis besar dalam 2 hal tersebut, sebagian besar kesulitan di 2 bidang ini tidaklah unik. Permasalahan yang terbesar sesungguhnya bersifat moral dan rohani. D. Elton Trueblood menyatakan ‘Kalau kita tidak dapat mencapai kemajuan di bidang ini, maka kita tidak dapat bertahan hidup’. Kebudayaan-kebudayaan yang sangat maju pada zaman dulu mengalami kemunduran karena 2 masalah ini. Mengapa? Sebab masalah moral dan rohani adalah masalah mendasar dalam kehidupan manusia. Seperti bangunan yang megah, jika dasarnya tidak kuat, ada goncangan sedikit maka bangunan itu akan retak dan hancur. Akhirnya kemegahan tinggal kenangan saja. Maka penting untuk kita membangun kehidupan dengan dasar-dasar yang kuat. Membangun kehidupan moral dan rohani yang kuat melalui menegakkan disiplin rohani, akan membawa kita masuk bukan hanya melampaui hidup yang dipermukaan saja, tetapi pada tingkat kehidupan yang lebih dalam yang disebut dengan pembaharuan batiniah. Itulah yang Tuhan inginkan, yaitu perubahan hidup yang bukan hanya pada permukaan saja, tetapi seperti Rm 12 ‘berubahlah oleh pembaharuan budimu’. Hal ini perlu untuk menghadapi tantangan zaman agar iman kita tidak menjadi rapuh dan mudah roboh/terseret arus. Paulus mengatakan pada Timotius ‘latihlah dirimu untuk beribadah’. Inilah yang disebut dengan disiplin rohani ‘melatih diri untuk beribadah.’ Jelas sekali disiplin rohani bukan sesuatu yang terjadi seketika, tetapi suatu proses yang panjang yang membutuhkan ketekunan. ‘melatih’ berarti – melakukan berulang-ulang sampai terampil. Ada pepatah yang berbunyi practice makes perfect !!! ‘disiplin’ menunjukkan adanya – tertib, teratur dan konsisten. Apa yang perlu didisiplinkan? Apa yang perlu terus dilakukan secara tertib, teratur dan konsisten? Paulus mengatakan ‘latihlah dirimu beribadah’. Jadi yang perlu didisiplinkan adalah hal ibadah kita. Apa arti ibadah? Ibadah bukan berarti sekedar datang ke gereja dengan teratur tiap minggu tanpa kecuali. Ibadah dalam Perjanjian Lama dikaitkan dengan ritual-ritual, tetapi bagi Allah ibadah yang sejati bukan hanya ritual, melainkan totalitas hidup – Rm 12:1. Sebenarnya bagian ini lebih tepat diterjemahkan ‘latihlah dirimu untuk hidup saleh’ Hidup saleh adalah hidup yang didasarkan pada hati yang takut akan Tuhan, memperTuhankan Kristus dalam tiap aspek hidup. Hidup saleh adalah hidup yang tunduk pada otoritas Allah. Hidup saleh adalah hidup yang berkenan kepada Allah. Hidup saleh tidak terjadi secara otomatis, tetapi perlu perjuangan. Karena itu Paulus berkata ‘latihlah’ Mengapa melakukan disiplin rohani? 1. Ay. 8 mengatakan bahwa hal itu berguna dalam segala hal, serta mengandung janji untuk hidup kini dan yang akan datang. Donald Coggan, Uskup Agung dari Canterbury mengatakan: “Saya menjalani hidup ini sebagai seorang yang mengadakan perjalanan menuju kekekalan, seorang yang diciptakan menurut gambar Allah, tetapi gambar itu telah hilang kemuliaannya hingga saya perlu belajar cara bermeditasi, beribadah, berpikir ….”. Tidak pernah ada orang yang bepergian 1 minggu memusingkan diri dengan beli dan banyak perlengkapan rumah. Tetapi orang yang akan membeli rumah, mempersiapkan diri untuk bisa mengisi rumah tersebut dengan perlengkapan yang layak dan dibutuhkan. Namun sering banyak orang Kristen tidak menyadari bahwa hidup didunia ini hanya sementara dan numpang lewat. Kita lupa bahwa tujuan kita adalah surga dan di sana ada hidup yang kekal, jika dibandingkan dengan kehidupan di dunia 80 tahun akan nampak seperti setitik saja dibanding kekekalan. Tapi kita sibuk dengan yang sementara. Jika kita menyadari bahwa kita diciptakan menurut rupa dan gambar Allah, bukan penganut teori evolusinya Darwin, maka kita juga harus sadar bahwa kita diciptakan sebagai mahluk rohani, yang keberadaan dan makna hidupnya bukan ditentukan dan dibatasi oleh yang fisik saja. Kita diciptakan oleh Dia dan bagi Dia. Hidup kita bukan berakhir di dunia ini saja. Sebaliknya, kehidupan didunia hanyalah permulaan dari kehidupan selanjutnya yang kekal. Bagaimana kita mengarungi hidup di dunia juga menentukan dalam kekekalan, dimana kita berada. Jika kita menyadari bahwa kita telah diselamatkan oleh dan melalui anugrah Allah, hidup kita bukan milik kita lagi, tetapi hidup kita adalah milik Allah, karena kita telah ditebus dengan harga yang mahal. Orientasi hidup kita juga seharusnya bukan berfokus pada hal-hal duniawi sekeliling kita saja, walaupun itu penting untuk menunjang hidup di dunia, tapi bukan yang utama. Seharusnya kita menyadari sejak menerima Kristus kita sedang berjalan menuju surga, karena kita adalah warga kerajaan surga, dan seharusnya kita sudah mulai mengadaptasikan diri ke sana. Kehendak Allah jelas dalam Matius ‘hendaklah kamu sempurna seperti Bapa di surga adalah sempurna’. Kristus juga menyatakan ‘kalau kamu mengasihi Aku kamu akan melakukan perintahKu’ Melalui Paulus Allah juga mengumandangkan agar kita semakin serupa Kristus. Disiplin rohani, menolong kita mempersiapkan dan membentuk diri sebagai anggota kerajaan surga yang selayaknya. Latihan ibadah berguna untuk kehidupan kini dan akan datang. 2. Latihan rohani menjadi dasar dalam segala aspek kehidupan. Menjadi kesempatan dimana Allah membentuk karakter, pola pandang, cita-cita yang berkenan kepada Allah. Melalui itu pula kerajaan surga di hadirkan. Melalui itu pula anak-anak Tuhan menyatakan dirinya sebagai terang dan garam bagi dunia, memuliakan Bapanya, menjadi berkat nyata bagi lingkungannya. Sekali lagi, yang dibutuhkan dunia ini dalam menyelesaikan banyak masalah, yang utama bukan teknologi, ekonomi, pengetahuan, hukum dll walau itu penting. Namun yang dibutuhkan adalah manusia-manusia Allah yang melakukan tugas panggilannya mengelola bumi dengan penuh tanggung jawab kepada Allah dan sesama. Seorang yang baru lahir baru tidaklah otomatis bisa menerapkan iman Kristen di tengah-tengah dunia yang penuh tantangan, karena ia masih bayi secara rohani. Disiplin rohani yang akan menolongnya bertumbuh. Melalui disiplin rohani Allah dapat bekerja mengubah seseorang menjadi manusia yang semakin hari semakin serupa Kristus. Disiplin rohani juga menolong seseorang mengubah kebiasaan-kebiasaan lama yang merusak dan menggantinya dengan kebiasaan-kebiasaan baru yang memberi hidup. Gal 6:8 - barang siapa menabur dalam daging akan menuai kebinasaan, tetapi orang yang menabur dalam roh akan menuai hidup kekal. Jika kita berharap untuk bisa bertumbuh, kita harus secara sadar memilih cara bertindak yang membawa pada kehidupan, yaitu disiplin rohani. Beberapa contoh disiplin rohani: - Disiplin membaca dan merenungkan Firman Tuhan Firman Tuhan bisa berbicara banyak dalam pergumulan-pergumulan hidup Kristen kita, membentuk watak/karakter Kristen. Firman Tuhan mengingatkan, mengarahkan dan menguatkan kita untuk hidup bertekun mengikuti dan meneladani Kristus. - Disiplin berdoa Disiplin berdoa mengubah kita dari self center menjadi God center, dari my strength menjadi God’s strength, dari keangkuhan hidup menjadi humility dan menikmati Tuhan, dari my will jadi God’s will - Disiplin belajar Membangun kepekaan kepada Allah, diri sendiri dan kepada orang lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar