Minggu, 09 Juli 2017

Gara-gara WVI, tahu perlindungan anak

Namanya Ibu Jenna (44 th), seorang petani karet yang memiliki tiga orang anak di desa Remayan, wilayah dampingan WVI ADP Melawi, Kalimantan Barat. Sekilas tidak ada yang istimewa dengan ibu ini ketika berjumpa dengannya, namun ibu inilah yang memperjuangkan supaya desanya bisa mendeklarasikan ODF (Open Defecation Free-Stop Buang Besar Sembarangan). Semua rumah di desa Remayan memang akhirnya memiliki WC sebagai buah dari kerja kerasnya bersama pemerintah desa. Selain menjadi kader Perilaku Hidup Bersih Sehat, ibu Jenna juga menjadi kader Posyandu. “Saya ingin masyarakat sadar tentang kesehatan dan itu akan saya turunkan ke anak-anak (saya) supaya jadi berkat”.
Masyarakat desa Remayan memang tinggal di tepi sungai sehingga sudah sejak lama warganya memiliki kebiasaan untuk buang air besar di sungai. Dalam melakukan pemicuan untuk mendorong masyarakat membangun wc memang perlu usaha keras namun sabar karena disadarinya merubah kebiasaan memang tidak mudah. Setelah memiliki wc sendiri dan merasakan sendiri manfaatnya, beliau berharap masyarakat desa juga memiliki wc di rumah masing-masing. Dulu, beliau mengakui sebenarnya sudah pernah putus asa karena kesadaran masyarakat akan pentingnya WC rendah dan dikatakan sombong oleh masyarakat desa namun karena didorong oleh staf WVI dan dukungan suami akhirnya semangat itu tumbuh kembali. Namun sekarang desa Remayang telah terverifikasi sebagai desa ODF, dimana semua rumah di desa sudah memiliki wc. “Terima kasih buat WVI, sekarang masyarakat sudah enak buang air besar di wc”, ucapnya.
Ada dua kisah yang diingatnya sewaktu memperjuangkan pembangunan wc bersama masyarakat desa. Salah satunya adalah ketika ada masyarakat yang tidak memiliki lahan untuk membangun wc dan ibu Jenna harus meminta izin lahan kepada pihak gereja dan akhirnya mendapat persetujuan. Kisah lainnya adalah ketika salah satu rumah yang dihuni oleh seorang nenek janda yang tidak dapat membangun wc karena usia. Beliau mengajak masyarakat desa untuk bergotong-royong membangun wc di rumah tersebut. “seumur-umur ini tidak pernah saya nyangkul, tapi supaya bisa ODF akhirnya nyangkul juga di rumah nenek janda itu ”, sembari mengingat kisah tersebut.

Gara-gara WVI tahu perlindungan anak. Dulu suka cubit dan maki-maki tapi sekarang nahan-nahan diri. Sekarang juga lebih percaya diri dan berani” ketika ibu Jenna menceritakan dampak lain yang dirasakannya setelah mengenal WVI dan hal ini dibenarkan juga oleh salah satu anak ibu Jenna. Beliau berharap pendampingan oleh WVI bisa tetap dilaksanakan karena masyarakat desa telah merasakan manfaatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar