Pak Utut adalah seorang RT di salah satu
wilayah layanan Wahana Visi Indonesia (WVI) ADP Kubu Raya tepatnya di kecamatan
Ambawang, Desa Pancaroba, Dusun Sangku’. Beliau adalah seorang tokoh masyarakat
yang lahir dan dibesarkan di desa ini.
Sudah sejak tahun 2013 beliau
mengenal WVI ADP Kubu Raya melalui perjumpaannya dengan Adrian Ng, staf WVI
yang saat itu bertugas di wilayah ini, karena sering melakukan perkunjungan ke
rumah salah satu anak Pak Utut. Perjumpaan inilah yang membuatnya mengenal
organisasi dan merasa senang ketika berjumpa dengan anak-anak karena melihat
perubahan pada anak-anak desa. Selain itu, dia juga melihat perubahan dari
pemuda yang dikenalnya dan anak dari keponakannya yang mengikuti beberapa
kegiatan WVI
Sudah lama beliau berkontribusi
menyediakan rumahnya untuk menjadi tempat kegiatan anak maupun tempat menginap
beberapa staf karena “harus” tinggal di desa.
“Rumah ini dipake karena kita
harus memiliki jiwa sosial dan kegiatan ini bermanfaat untuk anak-anak”
demikian penuturan Pak Utut
Dulu, di depan rumahnya didirikan
sebuah bangunan untuk les komputer bagi anak-anak desa tetapi karena
pengajarnya tidak aktif lagi sehingga tidak jalan. Ruangan itu kemudian berubah
fungsi menjadi taman bacaan anak atas permintaan salah satu anaknya setelah
berdiskusi dengan WVI. Beliau merelakan bagian depan dari halaman rumahnya
untuk dibangun taman bacaan anak. Saat ini taman bacaan yang dibangun di
halaman rumahnya telah rusak dan sedang dalam proses renovasi namun masih tetap
dapat dipergunakan.
Beliau telah melihat ada
perubahan karakter anak-anak desa dari yang lebih rajin dibandingkan
sebelumnya, pikiran mereka terbuka, dan berkegiatan bersama secara positif
(Forum Anak). “saya berharap saat anak-anak
mengikuti pertemuan di WVI, masa depan mereka bisa maju. Mereka (WVI) didik
anak-anak kita kan bagus.Saya sudah lihat buktinya” ungkapan Pak Utut di akhir pertemuan kami.
Dulu beliau pernah menyampaikan
masukan kepada staf WVI,“Aku ada omong
sekali sama Adrian. Kalau bisa kasihlah waktu supaya kita bisa pulang sore.
Dulu biasa kita pulang sampai jam 7 atau 8 malam dan ada resikonya (bagi
anak-anak)” ungkapnya. Masukan ini sangat baik sehingga WVI
mempertimbangkan hal ini saat berkegiatan bersama anak.
Seringnya kegiatan WVI di rumah
Bapak Utut ternyata membawa perubahan pula bagi keluarganya, yaitu ponakan dan
cucu-cucunya menjadi ramah terhadap tamu dan mau membereskan rumah.
Tulisan ini sudah di upload ke website World Vision International
http://wvi.org/indonesia/article/childrens-happiness-my-happiness
Tidak ada komentar:
Posting Komentar