Minggu, 09 Juli 2017

“BAHAGIA ANAK-ANAK, BAHAGIA PAK UTUT”

Pak Utut adalah seorang RT di salah satu wilayah layanan Wahana Visi Indonesia (WVI) ADP Kubu Raya tepatnya di kecamatan Ambawang, Desa Pancaroba, Dusun Sangku’. Beliau adalah seorang tokoh masyarakat yang lahir dan dibesarkan di desa ini.
Sudah sejak tahun 2013 beliau mengenal WVI ADP Kubu Raya melalui perjumpaannya dengan Adrian Ng, staf WVI yang saat itu bertugas di wilayah ini, karena sering melakukan perkunjungan ke rumah salah satu anak Pak Utut. Perjumpaan inilah yang membuatnya mengenal organisasi dan merasa senang ketika berjumpa dengan anak-anak karena melihat perubahan pada anak-anak desa. Selain itu, dia juga melihat perubahan dari pemuda yang dikenalnya dan anak dari keponakannya yang mengikuti beberapa kegiatan WVI
Sudah lama beliau berkontribusi menyediakan rumahnya untuk menjadi tempat kegiatan anak maupun tempat menginap beberapa staf karena “harus” tinggal di desa.  “Rumah ini dipake karena kita harus memiliki jiwa sosial dan kegiatan ini bermanfaat untuk anak-anak” demikian penuturan Pak Utut
Dulu, di depan rumahnya didirikan sebuah bangunan untuk les komputer bagi anak-anak desa tetapi karena pengajarnya tidak aktif lagi sehingga tidak jalan. Ruangan itu kemudian berubah fungsi menjadi taman bacaan anak atas permintaan salah satu anaknya setelah berdiskusi dengan WVI. Beliau merelakan bagian depan dari halaman rumahnya untuk dibangun taman bacaan anak. Saat ini taman bacaan yang dibangun di halaman rumahnya telah rusak dan sedang dalam proses renovasi namun masih tetap dapat dipergunakan.
Beliau telah melihat ada perubahan karakter anak-anak desa dari yang lebih rajin dibandingkan sebelumnya, pikiran mereka terbuka, dan berkegiatan bersama secara positif (Forum Anak). “saya berharap saat anak-anak mengikuti pertemuan di WVI, masa depan mereka bisa maju. Mereka (WVI) didik anak-anak kita kan bagus.Saya sudah lihat buktinya”  ungkapan Pak Utut di akhir pertemuan kami.
Dulu beliau pernah menyampaikan masukan kepada staf WVI,“Aku ada omong sekali sama Adrian. Kalau bisa kasihlah waktu supaya kita bisa pulang sore. Dulu biasa kita pulang sampai jam 7 atau 8 malam dan ada resikonya (bagi anak-anak)” ungkapnya. Masukan ini sangat baik sehingga WVI mempertimbangkan hal ini saat berkegiatan bersama anak.

Seringnya kegiatan WVI di rumah Bapak Utut ternyata membawa perubahan pula bagi keluarganya, yaitu ponakan dan cucu-cucunya menjadi ramah terhadap tamu dan mau membereskan rumah.

Tulisan ini sudah di upload ke website World Vision International
http://wvi.org/indonesia/article/childrens-happiness-my-happiness

Tidak ada komentar:

Posting Komentar