Senin, 29 Oktober 2012

Doa bagi pergumulan bangsa


Daniel 9:1-27

Ada banyak hal yang menjadi pergumulan bangsa ini. Pemerintah mencari keuntungan dari posisinya. Rakyat pun tidak percaya dengan pemerintahnya. Beberapa kasus mulai diangkat untuk menghapus Komnas HAM, KPK pun harus berhadapan dengan Polri karena ada dugaan korupsi di tingkat aparat kepolisian dan bahkan sekarang lagi marak aksi terorisme di Solo. Kasus Sampang dintara pengikut aliran islam Syiah dan Sunni, dsb. Dibalik pergumulan yang ada bagaimana menyikapinya. Bagaimana dengan doa-doa yang seringkali kita naikkan kepada Tuhan??
Daniel yang hidup ditengah pergumulan bangsanya yang dihukum oleh Tuhan pun prihatin. Kita akan melihat bersama teladan doa dari Daniel yang mengalami kondisi yang mirip dengan bangsa Indonesia.
(1) Pada tahun pertama pemerintahan Darius, anak Ahasyweros, dari keturunan orang Media, yang telah menjadi raja atas kerajaan orang Kasdim,
Kerajaaan orang Kasdim = kerajaan Babel
(2) pada tahun pertama kerajaannya itu aku, Daniel, memperhatikan dalam kumpulan Kitab jumlah tahun yang menurut firman TUHAN kepada nabi Yeremia akan berlaku atas timbunan puing Yerusalem, yakni tujuh puluh tahun.
- firman Tuhan = pertama kali kata YHWH  dipakai dalam kitab Daniel ini. Kemudian ada pada ayat 4 dan 20 dari bacaan ini. Dan juga disebutkan dalam doanya pada ayat sebanyak 5x (8, 10, 13, dan 2 kali pada ayat 14). Ini menolong kita juga untuk memahami bacaan ini.
- Kata Yahweh yang dipakai disini berarti Allah yang mengadakan perjanjian. Sehingga ini berarti menyatakan janji kesetiaan Allah dan bahwa Ia menuntut kesetiaan dari orang-orang yang mempunyai hubungan perjanjian dengan Dia. Nama ini tidak dipakai oleh orang kafir dan bahkan Daniel tidak menyebutkannya ketika berhadapan dengan raja-raja maupun orang Babel lainnya .
- Dalam doa ini, Daniel memakai kata Yahweh berarti dia menyadari bahwa Allah adalah Allah yang sudah setia dengan perjanjianNya untuk memelihara umatNya dan bahwa Allah juga menginginkan kesetiaan dari umatNya..
- Karena menyadari janji akan pemeliharaan Allah dan ketidaksetiaan dari umat Israel  inilah maka Daniel menaikkan doa kepada Allah dengan menyebut nama Yahweh
.- FT yang dimaksud adalah nubuatan Yeremia dalam Yer 25:11-12 dan Yer 29:10
Yeremia 25:11-12:
(11) Maka seluruh negeri ini akan menjadi reruntuhan dan ketandusan, dan bangsa-bangsa ini akan menjadi hamba kepada raja Babel tujuh puluh tahun lamanya.
(12) Kemudian sesudah genap ketujuh puluh tahun itu, demikianlah firman TUHAN, maka Aku akan melakukan pembalasan kepada raja Babel dan kepada bangsa itu oleh karena kesalahan mereka, juga kepada negeri orang-orang Kasdim, dengan membuatnya menjadi tempat-tempat yang tandus untuk selama-lamanya.
Yeremia 29:10
(10) Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini.
- 70 thn adalah masa nubuatan Yeremia bahwa Allah akan menepati janjinya untuk mengembalikan bangsa Israel ke tanah air mereka. Dan hal ini sudah dekat. Perhatikan bahwa tahun 605 SM, masa Nebukadnezar menaklukkan Yehuda dan pemerintahan raja Darius yang baru 539/538 SM. (67 tahun). Inilah masa2 yang dimaksud.
- sesuai sejarah terbukti 538 SM orang2 Yehuda kembali ke tanah air mereka.
- Konteks bacaan ini, masih belum kembali. Tapi Daniel merasa nubuatan ini sudah akan dinyatakan.
- Karena keyakinannya bahwa firman Tuhan itu berarti dan bahwa saat Tuhan untuk membawa kembali umatNya sudah dekat, maka ayat (3)
(3) Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu.
- Mengarahkan = natan = Ia memberi diri untuk berdoa. Ini menyatakan tekad yang bulat dan tetap untuk datang kepada Tuhan Allah dengan doa mereka.
- berdoa dan bermohon = mencari/memohon dengan sangat. Ini berarti kesungguhan dengan hati dan dengan tekun membawa doa dan permohonannya kepada Allah
- kain kabung serta abu=kebiasaan zaman itu untuk menyatakan kesungguhan hati seseorang (Daniel), penyesalannya yang mendalam, serta bahwa ia betul2 merendahkan diri dihadapan Allah.
- Sehingga Daniel dengan penuh kesungguhan hati dan penyesalan yang mendalam, merendahkan diri dihadapan Allah menytakan dengan tekad yang bulat untuk datang bermohon kepada Allah.
Aplikasi : seberapa kita sungguh berdoa dengan sangat tentang bangsa ini.
Bukan karena program kerja berdoa bagi bangsa?? 
Adakah hari dimana kita menaikkan doa syafaat kita bagi bangsa kita??
Kalau kita berdoa syafaat bagi bangsa di jam doa sungguhkah dipersiapkan dengan sungguh bukan karena program… 
Pokok doa berasal dari pergumulan kita!! Jangan sampai kita tidak tahu kondisi bangsa kita:
Apalagi yang diungkapkan oleh Daniel??
(4) Maka aku memohon kepada TUHAN, Allahku, dan mengaku dosaku, demikian: "Ah Tuhan, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang memegang Perjanjian dan kasih setia terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu!
- Daniel mengaku dosa = mengaku dosa bangsanya. Ia merasa bagian dari mereka. Padahal Ia saleh. Berintegritas, tekun berdoa, dsb (tidak cacat)
- Daniel menyadari bahwa hukuman Allah dengan pembuangan ke Babel adalah karena dosa2 bangsa mereka. Namun sebaliknya apabila mereka mengakui dosa mereka dan merendahkan diri dihadapanNya maka IA akan mengingat janjiNya kepada nenek moyang mereka (bdk Im 26:40-45). Daniel menyadari bahwa pengakuan dosa dengan penyesalan sejati adalah hal yang perlu sebelum Tuhan membawa mereka kembali kenegerinya.
Mungkin kita merasa saleh. Saat teduh tiap hari/PA. 
Tapi apakah kita merasa bagian dari bangsa ini??
Doa yang kita naikkan bahwa kita juga orang yang berdosa sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Atau ketika kita berdoa kita cenderung berkata “mereka”. Seolah kita bukan bagian dari “mereka” sebagai bangsa. Kita tidak mengatakan “kami “
Atau karena kita sudah merasa saleh tidak mau peduli. Sibuk dengan ibadah kita??

Bagimana dengan isi doa Daniel kepada Allah :
Isi doa Daniel :
            - Ayat 5-10 : pengakuan dosa mereka
            - Ayat 11-14 : hukuman Tuhan atas mereka karena dosa mereka
            - Ayat 15-19 : permohonan agar diampuni
             
Ayat 5-10 : Pengakuan dosa
(5) Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu,
- Dosa mereka menyeluruh. Dari bagian ini dipakai 4 kata kerja yang berbeda : telah menyeleweng dari kehendak dan tuntutan Allah, telah berbuat salah, telah berlaku fasik (=melakukan sesuatu yang mereka tahu jahat dan salah), dan telah memberontak terhadap tuntutan Allah.
- Mereka melakukannya dengan sengaja
Mari kita lihat sedikit tentang bangsa kita!!
Kita tahu banyak hal tentang dosa. Bangsa ini adalah bangsa yang beragama/religius. Tapi bukankah negara yang beragama ini yang tahu dengan dosa tapi banyak melakukan pelanggaran/dosa?? 
Kasus kriminalitas seringkali kita dengar setiap hari di tv.
Bukankah tidak jauh berbeda dengan kondisi di zaman Daniel??
(6) dan kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri.
- Ketidaktaatan mereka ditujukan bahkan kepada hamba2 Tuhan, nabi yang diutus oleh Allah sendiri. Bukankah demikian juga dengan pemimpin agama di bangsa kita?? 
Orang2 yang menyatakan kebenaran justru menjadi kurang laku… 
khotbah2 yang disukai adalah khotbah yang menyenangkan pendengarnya?? Tidak berani menyatakan penderitaan sebagai pengikut Kristus tapi lebih banyak masalah berkat.
- ketidak taatan dilakukan juga kepada raja-raja, pemimpin2, kepada bapa2 dan segenap negeri. 
Bahkan yang dilakukan oleh bangsa kita lebih parah. Kalau rakyat bangsa Yehuda ini tidak taat kepada otoritas diatasnya. Maka, di negara kita pemimpin bangsa ini tidak mau kalah dalam berbuat kecurangan bahkan mengambil keuntungan dari rakyatnya. Korupsi merajalela dimana2. Bahkan pemerintah kita tidak dipercaya oleh rakyatnya sendiri. (banyak muncul lembaga pengawas pemerintah-NGO).

Ayat 7-8 mencoba mempertentangkan antara sifat dan perbuatan Tuhan yang benar dengan mereka yang seharusnya merasa malu karena telah berlaku murtad (ayat 7) dan berbuat dosa (ayat 8) kepada Tuhan sehingga di negeri manapun mereka berada itu disebabkan oleh hukuman Tuhan (misalnya Asyur, Babel, Mesir, ataupun masih di negeri  sendiri).  
(7) Ya Tuhan, Engkaulah yang benar, tetapi patutlah kami malu seperti pada hari ini, kami orang-orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem dan segenap orang Israel, mereka yang dekat dan mereka yang jauh, di segala negeri kemana Engkau telah membuang mereka oleh karena mereka berlaku murtad terhadap Engkau.
(8) Ya TUHAN, kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami dan bapa-bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau.
- Namun kepada Tuhan Allah yang berkuasa dan berotoritas, mereka membutuhkan kesayangan dan keampunan. Mereka menyadari bahwa mereka telah memberontak terhadap Dia dan tidak mendengarkan perintahNya (ayat 9-10)

(9) Pada Tuhan, Allah kami, ada kesayangan dan keampunan, walaupun kami telah memberontak terhadap Dia,
(10) dan tidak mendengarkan suara TUHAN, Allah kami, yang menyuruh kami hidup menurut hukum yang telah diberikan-Nya kepada kami dengan perantaraan para nabi, hamba-hamba-Nya.

Mari kita lihat ayat 11-14
Hukuman 11-14 : hukuman Tuhan atas mereka karena dosa mereka.
(11) Segenap orang Israel telah melanggar hukum-Mu dan menyimpang karena tidak mendengarkan suara-Mu. Sebab itu telah dicurahkan ke atas kami kutuk dan sumpah, yang tertulis dalam kitab Taurat Musa, hamba Allah itu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Dia.
(12) Dan telah ditetapkan-Nya firman-Nya, yang diucapkan-Nya terhadap kami dan terhadap orang-orang yang telah memerintah kami, yakni bahwa akan didatangkan-Nya kepada kami malapetaka yang besar, yang belum pernah terjadi di bawah semesta langit, seperti di Yerusalem.
(13) Seperti yang tertulis dalam kitab Taurat Musa, segala malapetaka ini telah menimpa kami, dan kami tidak memohon belas kasihan TUHAN, Allah kami, dengan berbalik dari segala kesalahan kami dan memperhatikan kebenaran yang dari pada-Mu.

Coba perhatikan kondisi bangsa ini yang menjadi malapetaka!!
Tidak ada lagi rasa menolong sebagai sesama bahkan saudara. Bahkan saudara sesama saudara berani saling membunuh, pemerkosaan, dsb
Alam juga menimbulkan bencana alam.
(14) Sebab itu TUHAN bersiap dengan malapetaka itu dan mendatangkannya kepada kami; karena TUHAN, Allah kami, adalah adil dalam segala perbuatan yang dilakukan-Nya, tetapi kami tidak mendengarkan suara-Nya.
- Sekalipun mereka mendapat hukuman namun mereka tidak berbalik dari dosa mereka. Padahal hal tersebut sesuai dengan apa yang tertulis dalam hukum taurat Musa dan hukuman Tuhan dijatuhkan atas mereka setahap demi setahap.

Ayat 15-19 : Permohonan agar diampuni.
Sekarang Daniel, dengan mewakili bangsa Israel, memohon belas kasihan Tuhan dan pengampunan serta turun tangan Tuhan bagi mereka.
(15) Oleh sebab itu, ya Tuhan, Allah kami, yang telah membawa umat-Mu keluar dari tanah Mesir dengan tangan yang kuat dan memasyhurkan nama-Mu, seperti pada hari ini, kami telah berbuat dosa, kami telah berlaku fasik.
- Kesimpulan dari kondisi diatas dimulai dengan kata “Tuhan, Allah kami yang telah membawa umatMu keluar dari tanah Mesir”. Yang berarti penekanan bahwa ada hubungan khusus antara bangsa Israel dengan Tuhan bahwa mereka adalah umat pilihan Tuhan dan Tuhan adalah Allah mereka sampai saat itu.
- “Tangan yang kuat” mengingatkan tentang kuasa Tuhan membebaskan mereka keluar dari tanah Mesir yang sangat berkuasa, sampai tentara Mesir ditenggelamkannya. Sehingga dari mujizat2 dan dan tanda2 ajaib itu, nama Tuhan menjadi termasyur diantara bangsa2 lain. Bdk Yos 2: 10-11 ((10) Sebab kami mendengar, bahwa TUHAN telah mengeringkan air Laut Teberau di depan kamu, ketika kamu berjalan keluar dari Mesir, dan apa yang kamu lakukan kepada kedua raja orang Amori yang di seberang sungai Yordan itu, yakni kepada Sihon dan Og, yang telah kamu tumpas.(11) Ketika kami mendengar itu, tawarlah hati kami dan jatuhlah semangat setiap orang menghadapi kamu, sebab TUHAN, Allahmu, ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah.))
- Dulu ketika bangsa Israel dalam keadaan tertawan di tanah Mesir dan mustahil untuk keluar dari keadaan seperti itu, Tuhan telah prihatin terhadap mereka lalu bertindak, menyatakan kuasaNya, membebaskan mereka bahkan membawa mereka ke tanah yang diberikan kepadanya. Tindakan inilah yang yang dibutuhkan oleh Daniel saat ini dan inilah yang Daniel mohonkan di ayat  18-19.
(16) Ya Tuhan, sesuai dengan belas kasihan-Mu, biarlah kiranya murka dan amarah-Mu berlalu dari Yerusalem, kota-Mu, gunung-Mu yang kudus; sebab oleh karena dosa kami dan oleh karena kesalahan nenek moyang kami maka Yerusalem dan umat-Mu telah menjadi cela bagi semua orang yang di sekeliling kami.
- Belas kasihanMu arti sebenarnya adalah sesuai dengan kebenaranMu, atau keadilanMu, atau perbuatanMu yang benar. Yang menjadi dasar untuk permohonan Allah adalah kebenaran/keadilan Allah.
- Mari perhatikan makna permohonannya. Ia memohon supaya biarlah kiranya murka dan amarah-Mu berlalu dari Yerusalem, kota-Mu, gunung-Mu yang kudus; sebab oleh karena dosa kami dan oleh karena kesalahan nenek moyang kami maka Yerusalem dan umat-Mu telah menjadi cela bagi semua orang yang di sekeliling kami.
- Perhatikan bahwa Daniel tidak minta supaya murka Tuhan tidak berlalu dari mereka. Karena Daniel menyadari bahwa mereka bersalah. Melainkan berlalu dari Yerusalem, kotaMu, gunungMu yang kudus.
Sebab Bait Allah dahulu ada di Yerusalem makan Yerusalem dianggap sebagai tempat kediaman Tuhan/kotaNya. Namun karena dosa bangsa Israel, maka hukuman Allah dijatuhkan dan akibat murka Allah itu, kota Yerusalem dengan Bait Allah diruntuhkan dan mereka tertawan ke Babel. Dalam pandangan bangsa lain, hal ini menyatakan bahwa Allah Israel tidak berkuasa bahkan lebih lemah dibandingkan dengan allah bangsa lain yang telah mengalahkan mereka. Atau kalau Ia berkuasa, Ia tidak memperhatikan umatNya.
- Hal ini membuat membuat orang2 disekitar Israel, karena melihat keadaan Yerusalem itu, mencela Tuhan dan bahkan menganggap Dia tidak berkuasa dan menganggap sifatnya tidak baik.  Sehingga  Daniel memohon  agar Tuhan memulihkan keadaan Yerusalem, kotaNya itu, supaya kebenaranNya dinyatakan.

(17) Oleh sebab itu, dengarkanlah, ya Allah kami, doa hamba-Mu ini dan permohonannya, dan sinarilah tempat kudus-Mu yang telah musnah ini dengan wajah-Mu, demi Tuhan sendiri.
- Sekarang nyata bahwa Daniel mengajukan permohonannya dengan jelas, demi Tuhan sendiri dan berdasarkan kasih sayangNya yang berlimpah-limpah.
- Nyata kesungguhan hati Daniel dan kerinduannya sangat mendalam, agar Tuhan dimuliakan.
- Menyinarinya dengan  dengan wajahNya, berarti Daniel memohon agar Tuhan berkenan kan Bait Allah. Permohonan itu berarti agar Tuhan memperkenankan Bait Allah dibangun kembali dan dipakai lagi oleh umatNya. Dasarnya adalah demi Tuhan sendiri, yaitu untuk kemuliaan Tuhan
(18) Ya Allahku, arahkanlah telinga-Mu dan dengarlah, bukalah mata-Mu dan lihatlah kebinasaan kami dan kota yang disebut dengan nama-Mu, sebab kami menyampaikan doa permohonan kami ke hadapan-Mu bukan berdasarkan jasa-jasa kami, tetapi berdasarkan kasih sayang-Mu yang berlimpah-limpah.
-   Doa2 ini dinaikkan bukan karena jasa2 mereka/kebenaran. Karena mereka orang berdosa bukan orang yang benar. Melainkan kasih sayang Tuhan yang berlimpah-limpah.
(19) Ya Tuhan, dengarlah! Ya, Tuhan, ampunilah! Ya Tuhan, perhatikanlah dan bertindaklah dengan tidak bertangguh, oleh karena Engkau sendiri, Allahku, sebab kota-Mu dan umat-Mu disebut dengan nama-Mu!"
- Ayat 19 merupakan puncak dari doa permohonannya. Kesungguhan hatinya dan kerinduannya sangat nyata “ya Tuhan, dengarlah!! Ya Tuhan, ampunilah!! Ya Tuhan, perhatikanlah dan bertindaklah!! Janganlah bertangguh (=segera), demi Engkau sendiri, Allahku.” Daniel memohon dan rindu agar Tuhan mendengar doanya dengan pengakuan dosa yang sudah disampaikannya, mengampuni dosanya dan bangsanya, memperhatikan keadaan mereka dan keadaan kota Yerusalem, serta bertindak untuk memulihkannya, yaitu mengakhiri hukuman atas mereka karena dosa mereka serta mengakhiri akibatnya.
- Ia bermohon agar Tuhan berbuat demikian dengan segera, sekali lagi demi kemuliaan Tuhan sendiri.

Nah, bagaimana dengan konteks bangsa kita..
1.   Sebagai bangsa yang minoritas, mari kita berdoa supaya Tuhan memulihkan bangsa kita demi kemuliaan Tuhan sendiri. Dengan segala pergumulan bangsa ini mulai dari rakyat, pemimpin2 agama dan pemimpin pemerintahan. Kita memohonkan pengampunan Tuhan.
2.    Agar Allah kita tidak dicela sebagai Allah yang diam dengan pergumulan umatNya bahkan menjadi Allah yang akan menuntun umatNya. Mari kita berseru kepadaNya. Sebab Dialah Tuhan bangsa kita. Dia bukan Allah yang tinggal diam melihat kondisi bangsa kita bahkan dengan kondisi gereja Tuhan yang makin sulit.
3.  Dengan kondisi yang seperti ini Tuhan memanggil kita dalam visi pelayanan mahasiswa untuk menjadi berkat bagi bangsa dan negara. Mari berkontribusi bagi bangsa ini menghasilkan calon2 pemimpin yang berkualitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar