Daniel 9:1-27
Ada banyak hal yang menjadi pergumulan bangsa ini. Pemerintah
mencari keuntungan dari posisinya. Rakyat pun tidak percaya dengan
pemerintahnya. Beberapa kasus mulai diangkat untuk menghapus Komnas HAM, KPK
pun harus berhadapan dengan Polri karena ada dugaan korupsi di tingkat aparat
kepolisian dan bahkan sekarang lagi marak aksi terorisme di Solo. Kasus Sampang
dintara pengikut aliran islam Syiah dan Sunni, dsb. Dibalik pergumulan yang ada
bagaimana menyikapinya. Bagaimana dengan doa-doa yang seringkali kita naikkan
kepada Tuhan??
Daniel yang hidup ditengah pergumulan bangsanya
yang dihukum oleh Tuhan pun prihatin. Kita akan melihat bersama teladan doa
dari Daniel yang mengalami kondisi yang mirip dengan bangsa Indonesia.
(1) Pada
tahun pertama pemerintahan Darius, anak Ahasyweros, dari keturunan orang Media,
yang telah menjadi raja atas kerajaan orang Kasdim,
Kerajaaan orang Kasdim = kerajaan Babel
(2) pada
tahun pertama kerajaannya itu aku, Daniel, memperhatikan dalam kumpulan Kitab
jumlah tahun yang menurut firman TUHAN kepada nabi Yeremia akan berlaku atas
timbunan puing Yerusalem, yakni tujuh puluh tahun.
- firman Tuhan =
pertama kali kata YHWH dipakai dalam
kitab Daniel ini. Kemudian ada pada ayat 4 dan 20 dari bacaan ini. Dan juga
disebutkan dalam doanya pada ayat sebanyak 5x (8, 10, 13, dan 2 kali pada ayat
14). Ini menolong kita juga untuk memahami bacaan ini.
- Kata Yahweh yang dipakai disini berarti Allah
yang mengadakan perjanjian. Sehingga ini berarti menyatakan janji kesetiaan
Allah dan bahwa Ia menuntut kesetiaan dari orang-orang yang mempunyai hubungan
perjanjian dengan Dia. Nama ini tidak dipakai oleh orang kafir dan bahkan
Daniel tidak menyebutkannya ketika berhadapan dengan raja-raja maupun orang Babel
lainnya .
- Dalam doa ini, Daniel memakai kata Yahweh berarti
dia menyadari bahwa Allah adalah Allah yang sudah setia dengan perjanjianNya
untuk memelihara umatNya dan bahwa Allah juga menginginkan kesetiaan dari
umatNya..
- Karena menyadari janji akan pemeliharaan Allah
dan ketidaksetiaan dari umat Israel
inilah maka Daniel menaikkan doa kepada Allah dengan menyebut nama
Yahweh
.- FT yang dimaksud adalah nubuatan Yeremia dalam Yer
25:11-12 dan Yer 29:10
Yeremia
25:11-12:
(11) Maka
seluruh negeri ini akan menjadi reruntuhan dan ketandusan, dan bangsa-bangsa
ini akan menjadi hamba kepada raja Babel tujuh puluh tahun lamanya.
(12) Kemudian
sesudah genap ketujuh puluh tahun itu, demikianlah firman TUHAN, maka Aku akan
melakukan pembalasan kepada raja Babel dan kepada bangsa itu oleh karena
kesalahan mereka, juga kepada negeri orang-orang Kasdim, dengan membuatnya
menjadi tempat-tempat yang tandus untuk selama-lamanya.
Yeremia 29:10
(10) Sebab
beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel,
barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan
mengembalikan kamu ke tempat ini.
- 70 thn adalah masa
nubuatan Yeremia bahwa Allah akan menepati janjinya untuk mengembalikan bangsa
Israel ke tanah air mereka. Dan hal ini sudah dekat. Perhatikan bahwa tahun 605
SM, masa Nebukadnezar menaklukkan Yehuda dan pemerintahan raja Darius yang baru
539/538 SM. (67 tahun). Inilah masa2 yang dimaksud.
- sesuai sejarah terbukti 538 SM orang2 Yehuda
kembali ke tanah air mereka.
- Konteks bacaan ini, masih belum kembali. Tapi
Daniel merasa nubuatan ini sudah akan dinyatakan.
- Karena keyakinannya bahwa firman Tuhan itu
berarti dan bahwa saat Tuhan untuk membawa kembali umatNya sudah dekat, maka
ayat (3)
(3) Lalu aku
mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil
berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu.
- Mengarahkan = natan
= Ia memberi diri untuk berdoa. Ini menyatakan tekad yang bulat dan tetap
untuk datang kepada Tuhan Allah dengan doa mereka.
- berdoa dan bermohon = mencari/memohon dengan
sangat. Ini berarti kesungguhan dengan hati dan dengan tekun membawa doa dan
permohonannya kepada Allah
- kain kabung serta abu=kebiasaan zaman itu untuk menyatakan
kesungguhan hati seseorang (Daniel), penyesalannya yang mendalam, serta bahwa
ia betul2 merendahkan diri dihadapan Allah.
- Sehingga Daniel dengan penuh kesungguhan hati dan
penyesalan yang mendalam, merendahkan diri dihadapan Allah menytakan dengan
tekad yang bulat untuk datang bermohon kepada Allah.
Aplikasi : seberapa kita
sungguh berdoa dengan sangat tentang bangsa ini.
Bukan karena program kerja berdoa bagi bangsa??
Adakah hari dimana kita menaikkan doa syafaat kita bagi bangsa
kita??
Kalau kita berdoa syafaat
bagi bangsa di jam doa sungguhkah dipersiapkan dengan sungguh bukan karena
program…
Pokok doa berasal dari pergumulan kita!! Jangan sampai kita tidak tahu
kondisi bangsa kita:
Apalagi yang diungkapkan
oleh Daniel??
(4) Maka aku
memohon kepada TUHAN, Allahku, dan mengaku dosaku, demikian: "Ah Tuhan,
Allah yang maha besar dan dahsyat, yang memegang Perjanjian dan kasih setia
terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu!
- Daniel mengaku dosa = mengaku dosa bangsanya. Ia
merasa bagian dari mereka. Padahal Ia saleh. Berintegritas, tekun berdoa, dsb
(tidak cacat)
- Daniel menyadari bahwa hukuman Allah dengan
pembuangan ke Babel adalah karena dosa2 bangsa mereka. Namun sebaliknya apabila
mereka mengakui dosa mereka dan merendahkan diri dihadapanNya maka IA akan
mengingat janjiNya kepada nenek moyang mereka (bdk Im 26:40-45). Daniel
menyadari bahwa pengakuan dosa dengan penyesalan sejati adalah hal yang perlu
sebelum Tuhan membawa mereka kembali kenegerinya.
Mungkin kita merasa saleh.
Saat teduh tiap hari/PA.
Tapi apakah kita merasa bagian dari bangsa ini??
Doa yang kita naikkan bahwa
kita juga orang yang berdosa sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Atau ketika
kita berdoa kita cenderung berkata “mereka”. Seolah kita bukan bagian dari
“mereka” sebagai bangsa. Kita tidak mengatakan “kami “
Atau karena kita sudah
merasa saleh tidak mau peduli. Sibuk dengan ibadah kita??
Bagimana dengan isi doa Daniel kepada Allah :
Isi doa Daniel :
- Ayat 5-10 : pengakuan dosa
mereka
- Ayat 11-14 : hukuman Tuhan
atas mereka karena dosa mereka
- Ayat 15-19 : permohonan
agar diampuni
Ayat 5-10 : Pengakuan dosa
(5) Kami
telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak,
kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu,
- Dosa mereka menyeluruh. Dari bagian ini dipakai 4
kata kerja yang berbeda : telah menyeleweng dari kehendak dan tuntutan Allah,
telah berbuat salah, telah berlaku fasik (=melakukan sesuatu yang mereka tahu
jahat dan salah), dan telah memberontak terhadap tuntutan Allah.
- Mereka melakukannya dengan sengaja
Mari kita lihat sedikit
tentang bangsa kita!!
Kita tahu banyak hal tentang
dosa. Bangsa ini adalah bangsa yang beragama/religius. Tapi bukankah negara yang
beragama ini yang tahu dengan dosa tapi banyak melakukan pelanggaran/dosa??
Kasus kriminalitas seringkali kita dengar setiap hari di tv.
Bukankah tidak jauh berbeda
dengan kondisi di zaman Daniel??
(6) dan kami
tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu
kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan
kepada segenap rakyat negeri.
- Ketidaktaatan mereka ditujukan bahkan kepada
hamba2 Tuhan, nabi yang diutus oleh Allah sendiri. Bukankah demikian
juga dengan pemimpin agama di bangsa kita??
Orang2 yang menyatakan kebenaran
justru menjadi kurang laku…
khotbah2 yang disukai adalah khotbah yang
menyenangkan pendengarnya?? Tidak berani menyatakan penderitaan sebagai
pengikut Kristus tapi lebih banyak masalah berkat.
- ketidak taatan dilakukan juga kepada raja-raja,
pemimpin2, kepada bapa2 dan segenap negeri.
Bahkan yang
dilakukan oleh bangsa kita lebih parah. Kalau rakyat bangsa Yehuda ini tidak
taat kepada otoritas diatasnya. Maka, di negara kita pemimpin bangsa ini tidak
mau kalah dalam berbuat kecurangan bahkan mengambil keuntungan dari rakyatnya.
Korupsi merajalela dimana2. Bahkan pemerintah kita tidak dipercaya oleh
rakyatnya sendiri. (banyak muncul lembaga pengawas pemerintah-NGO).
Ayat 7-8 mencoba mempertentangkan antara sifat dan
perbuatan Tuhan yang benar dengan mereka yang seharusnya merasa malu karena
telah berlaku murtad (ayat 7) dan berbuat dosa (ayat 8) kepada Tuhan sehingga di
negeri manapun mereka berada itu disebabkan oleh hukuman Tuhan (misalnya Asyur,
Babel, Mesir, ataupun masih di negeri
sendiri).
(7) Ya Tuhan,
Engkaulah yang benar, tetapi patutlah kami malu seperti pada hari ini, kami
orang-orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem dan segenap orang Israel, mereka
yang dekat dan mereka yang jauh, di segala negeri kemana Engkau telah membuang
mereka oleh karena mereka berlaku murtad terhadap Engkau.
(8) Ya TUHAN,
kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami dan bapa-bapa kami patutlah malu,
sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau.
- Namun kepada Tuhan Allah yang berkuasa dan
berotoritas, mereka membutuhkan kesayangan dan keampunan. Mereka menyadari
bahwa mereka telah memberontak terhadap Dia dan tidak mendengarkan perintahNya
(ayat 9-10)
(9) Pada
Tuhan, Allah kami, ada kesayangan dan keampunan, walaupun kami telah
memberontak terhadap Dia,
(10) dan
tidak mendengarkan suara TUHAN, Allah kami, yang menyuruh kami hidup menurut
hukum yang telah diberikan-Nya kepada kami dengan perantaraan para nabi,
hamba-hamba-Nya.
Mari kita lihat ayat 11-14
Hukuman 11-14 : hukuman
Tuhan atas mereka karena dosa mereka.
(11) Segenap
orang Israel telah
melanggar hukum-Mu dan
menyimpang karena tidak mendengarkan suara-Mu. Sebab itu telah dicurahkan ke atas kami kutuk dan sumpah, yang tertulis dalam kitab Taurat Musa,
hamba Allah itu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Dia.
(12) Dan
telah ditetapkan-Nya firman-Nya, yang diucapkan-Nya terhadap kami dan terhadap
orang-orang yang telah memerintah kami, yakni bahwa akan didatangkan-Nya kepada
kami malapetaka
yang besar, yang belum
pernah terjadi di bawah semesta langit, seperti di Yerusalem.
(13) Seperti
yang tertulis dalam kitab Taurat Musa, segala malapetaka ini telah menimpa
kami, dan kami tidak memohon belas kasihan TUHAN, Allah kami, dengan berbalik
dari segala kesalahan kami dan memperhatikan kebenaran yang dari pada-Mu.
Coba perhatikan kondisi
bangsa ini yang menjadi malapetaka!!
Tidak ada lagi rasa menolong
sebagai sesama bahkan saudara. Bahkan saudara sesama saudara berani saling
membunuh, pemerkosaan, dsb
Alam juga menimbulkan
bencana alam.
(14) Sebab
itu TUHAN bersiap dengan malapetaka itu dan mendatangkannya kepada kami; karena
TUHAN, Allah kami, adalah adil dalam segala perbuatan yang dilakukan-Nya,
tetapi kami tidak mendengarkan suara-Nya.
- Sekalipun mereka mendapat hukuman namun mereka
tidak berbalik dari dosa mereka. Padahal hal tersebut sesuai dengan apa yang tertulis
dalam hukum taurat Musa dan hukuman Tuhan dijatuhkan atas mereka setahap demi
setahap.
Ayat 15-19 : Permohonan agar
diampuni.
Sekarang Daniel, dengan
mewakili bangsa Israel, memohon belas kasihan Tuhan dan pengampunan serta turun
tangan Tuhan bagi mereka.
(15) Oleh
sebab itu, ya Tuhan, Allah kami, yang telah membawa umat-Mu keluar dari tanah
Mesir dengan tangan yang kuat dan memasyhurkan nama-Mu, seperti pada hari ini,
kami telah berbuat dosa, kami telah berlaku fasik.
- Kesimpulan dari kondisi diatas dimulai dengan
kata “Tuhan, Allah kami yang telah
membawa umatMu keluar dari tanah Mesir”. Yang berarti penekanan bahwa ada
hubungan khusus antara bangsa Israel dengan Tuhan bahwa mereka adalah umat
pilihan Tuhan dan Tuhan adalah Allah mereka sampai saat itu.
- “Tangan
yang kuat” mengingatkan tentang kuasa Tuhan membebaskan mereka keluar dari
tanah Mesir yang sangat berkuasa, sampai tentara Mesir ditenggelamkannya.
Sehingga dari mujizat2 dan dan tanda2 ajaib itu, nama Tuhan menjadi termasyur
diantara bangsa2 lain. Bdk Yos 2: 10-11 ((10)
Sebab kami mendengar, bahwa TUHAN telah mengeringkan air Laut Teberau di depan
kamu, ketika kamu berjalan keluar dari Mesir, dan apa yang kamu lakukan kepada
kedua raja orang Amori yang di seberang sungai Yordan itu, yakni kepada Sihon
dan Og, yang telah kamu tumpas.(11) Ketika kami mendengar itu, tawarlah hati
kami dan jatuhlah semangat setiap orang menghadapi kamu, sebab TUHAN, Allahmu,
ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah.))
- Dulu ketika bangsa Israel dalam keadaan tertawan
di tanah Mesir dan mustahil untuk keluar dari keadaan seperti itu, Tuhan telah
prihatin terhadap mereka lalu bertindak, menyatakan kuasaNya, membebaskan
mereka bahkan membawa mereka ke tanah yang diberikan kepadanya. Tindakan inilah
yang yang dibutuhkan oleh Daniel saat ini dan inilah yang Daniel mohonkan di
ayat 18-19.
(16) Ya
Tuhan, sesuai dengan belas kasihan-Mu, biarlah kiranya murka dan amarah-Mu
berlalu dari Yerusalem, kota-Mu, gunung-Mu yang kudus; sebab oleh karena dosa
kami dan oleh karena kesalahan nenek moyang kami maka Yerusalem dan umat-Mu
telah menjadi cela bagi semua orang yang di sekeliling kami.
- Belas kasihanMu arti sebenarnya adalah sesuai
dengan kebenaranMu, atau keadilanMu, atau perbuatanMu yang benar. Yang menjadi
dasar untuk permohonan Allah adalah kebenaran/keadilan Allah.
- Mari perhatikan makna permohonannya. Ia memohon
supaya biarlah kiranya murka dan
amarah-Mu berlalu dari Yerusalem, kota-Mu, gunung-Mu yang kudus; sebab oleh
karena dosa kami dan oleh karena kesalahan nenek moyang kami maka Yerusalem dan
umat-Mu telah menjadi cela bagi semua orang yang di sekeliling kami.
- Perhatikan bahwa Daniel tidak minta supaya murka
Tuhan tidak berlalu dari mereka. Karena Daniel menyadari bahwa mereka bersalah.
Melainkan berlalu dari Yerusalem, kotaMu, gunungMu yang kudus.
Sebab Bait Allah dahulu ada di Yerusalem makan
Yerusalem dianggap sebagai tempat kediaman Tuhan/kotaNya. Namun karena dosa
bangsa Israel, maka hukuman Allah dijatuhkan dan akibat murka Allah itu, kota
Yerusalem dengan Bait Allah diruntuhkan dan mereka tertawan ke Babel. Dalam
pandangan bangsa lain, hal ini menyatakan bahwa Allah Israel tidak berkuasa
bahkan lebih lemah dibandingkan dengan allah bangsa lain yang telah mengalahkan
mereka. Atau kalau Ia berkuasa, Ia tidak memperhatikan umatNya.
- Hal ini membuat membuat orang2 disekitar Israel,
karena melihat keadaan Yerusalem itu, mencela Tuhan dan bahkan menganggap Dia
tidak berkuasa dan menganggap sifatnya tidak baik. Sehingga
Daniel memohon agar Tuhan
memulihkan keadaan Yerusalem, kotaNya itu, supaya kebenaranNya dinyatakan.
(17) Oleh
sebab itu, dengarkanlah, ya Allah kami, doa hamba-Mu ini dan permohonannya, dan
sinarilah tempat kudus-Mu yang telah musnah ini dengan wajah-Mu, demi Tuhan
sendiri.
- Sekarang nyata bahwa Daniel mengajukan
permohonannya dengan jelas, demi Tuhan sendiri dan berdasarkan kasih sayangNya
yang berlimpah-limpah.
- Nyata kesungguhan hati Daniel dan kerinduannya
sangat mendalam, agar Tuhan dimuliakan.
- Menyinarinya dengan dengan wajahNya, berarti Daniel memohon agar
Tuhan berkenan kan Bait Allah. Permohonan itu berarti agar Tuhan memperkenankan
Bait Allah dibangun kembali dan dipakai lagi oleh umatNya. Dasarnya adalah demi
Tuhan sendiri, yaitu untuk kemuliaan Tuhan
(18) Ya
Allahku, arahkanlah telinga-Mu dan dengarlah, bukalah mata-Mu dan lihatlah
kebinasaan kami dan kota yang disebut dengan nama-Mu, sebab kami menyampaikan
doa permohonan kami ke hadapan-Mu bukan berdasarkan jasa-jasa kami, tetapi berdasarkan
kasih sayang-Mu yang berlimpah-limpah.
- Doa2 ini
dinaikkan bukan karena jasa2 mereka/kebenaran. Karena mereka orang berdosa
bukan orang yang benar. Melainkan kasih sayang Tuhan yang berlimpah-limpah.
(19) Ya
Tuhan, dengarlah! Ya, Tuhan, ampunilah! Ya Tuhan, perhatikanlah dan
bertindaklah dengan tidak bertangguh, oleh karena Engkau sendiri, Allahku,
sebab kota-Mu dan umat-Mu disebut dengan nama-Mu!"
- Ayat 19 merupakan puncak dari doa permohonannya.
Kesungguhan hatinya dan kerinduannya sangat nyata “ya Tuhan, dengarlah!! Ya
Tuhan, ampunilah!! Ya Tuhan, perhatikanlah dan bertindaklah!! Janganlah
bertangguh (=segera), demi Engkau sendiri, Allahku.” Daniel memohon dan rindu
agar Tuhan mendengar doanya dengan pengakuan dosa yang sudah disampaikannya,
mengampuni dosanya dan bangsanya, memperhatikan keadaan mereka dan keadaan kota
Yerusalem, serta bertindak untuk memulihkannya, yaitu mengakhiri hukuman atas
mereka karena dosa mereka serta mengakhiri akibatnya.
- Ia bermohon agar Tuhan berbuat demikian dengan
segera, sekali lagi demi kemuliaan Tuhan sendiri.
Nah, bagaimana dengan konteks bangsa kita..
1. Sebagai bangsa yang minoritas, mari kita berdoa supaya Tuhan memulihkan
bangsa kita demi kemuliaan Tuhan sendiri. Dengan segala pergumulan bangsa ini
mulai dari rakyat, pemimpin2 agama dan pemimpin pemerintahan. Kita memohonkan
pengampunan Tuhan.
2. Agar Allah kita tidak dicela sebagai Allah yang diam dengan pergumulan
umatNya bahkan menjadi Allah yang akan menuntun umatNya. Mari kita berseru
kepadaNya. Sebab Dialah Tuhan bangsa kita. Dia bukan Allah yang tinggal diam
melihat kondisi bangsa kita bahkan dengan kondisi gereja Tuhan yang makin
sulit.
3. Dengan kondisi yang seperti ini Tuhan memanggil kita dalam visi
pelayanan mahasiswa untuk menjadi berkat bagi bangsa dan negara. Mari
berkontribusi bagi bangsa ini menghasilkan calon2 pemimpin yang berkualitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar