Jumat, 19 Juni 2015

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa dari Landak

Hymne Guru

Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru

Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku

Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku

Sbagai prasasti trima kasihmu tuk pengabdianmu

Engkau sebagai pelita dalam kegelapan

Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan

Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa





Hampir semua orang mengetahui lirik lagu karangan Sartono yang populer di tahun 1980-an ini. 

Kesempatan mengunjungi daerah Sanggau untuk menjadi fasilitator tutor Pendidikan Dasar Usia Dunia (PAUD) membuat saya teringat tentang lirik lagu diatas. Lirik ini menggugah hati saya tentang makna pengorbanan yang sesungguhnya dari seorang guru ditengah maraknya berita yang kurang mengenakkan di bumi pertiwi akhir-akhir ini mengenai kekerasan yang dilakukan oleh "pahlawan tanpa tanda jasa".
Pertama kali bertemu dengan mereka ada kesederhanan dari penampilan dan bahasa untuk menyampaikan kata demi kata. Setelah ditelusuri, ternyata sebagian besar dari mereka adalah seorang ibu rumah tangga.
Bukan orang yang berpendidikan tinggi namun punya modal semangat dan ketulusan hati untuk mengabdi berbekal pelatihan yang diberikan oleh Wahana Pena Emas sebuah organisasi mitra dari Wahana Visi Indonesia yang berada di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. 
Salah seorang peserta bernama Ibu Rosita mengisahkan tentang pengalamannya membuat PAUD pada bulan Oktober 2014 diawali dengan 3 orang anak dan berpindah-pindah mulai dari di dalam rumahnya, halaman rumahnya, halaman gereja, dan akhirnya meminjam gedung desa yang tidak terpakai. Sekarang dia memiliki 27 orang anak siswa.Gedung desa yang tidak terpakai ini dipinjamnya karena melihat jumlah siswa mulai bertambah dan ada ruangan desa yang "menganggur". Dia memberanikan diri untuk meminjamnya, membersihkan, setelah minta sisa semen pembangunan untuk menutupi lantai yang berlubang.
Ada pula yang berkisah yang harus jalan kaki 30 menit untuk menuju gedung sekolah. Gedung PAUD tersebut berada di kawasan yang dekat dengan anak-anak agar mereka tidak kelelahan  dan mudah menuju sekolah tuturnya. Sehingga dia rela berjalan kaki untuk mengajar.
Motivasi mereka untuk membangun desanya, karena mereka menyadari bahwa anak-anak harus mendapat pendidikan layak dan usia tersebut adalah usia penting.Bersyukur untuk kesempatan ini melihat para pahlawan tanpa tanda jasa dari bumi "Adil ka talino, bacuramin ka saruga; basengat ka Jubata"

Kesusteran Laverna
Sanggau, 08-12 Juni 2015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar