Senin, 26 November 2012

MURIDKAH AKU


Ada hal yang cukup mengganggu semenjak mengikuti konsultasi pemuridan by K Yudit beberapa bulan yang lalu.
Seorang murid berarti mengikuti kepentingan gurunya (Rabi=Kristus).
Apakah dengan berkonsentrasi dengan studi kita, seakan-kita bisa "memaksa" waktu studi kita kepada Tuhan??
Apakah kita lupa bahwa sesungguhnya DIA yang mengatur dan memiliki hidup kita termasuk dengan waktu studi kita??
Tapi ini jangan menjadi alasan untuk memisahkan studi dan pelayanan pada porsi yang berbeda.
Yang terpikirkan olehku kalau ada kesempatan untuk melayani di kampus sepanjang masih kuliah, ya dimanfaatkan termasuk dengan mengerjakan pemuridan!! 
Karena tidak kesempatan itu tidak datang dua kali untuk melayani di kampus.
Sehingga bukan dengan alasan pelayanan kita meninggalkan studi begitu juga sebaliknya karena pelayanan dan studi keduanya adalah sama2 kesempatan yang Tuhan anugerahkan kepada kita.
Bagaimana dengan dengan masa depan kita, kehidupan keluarga kita, pekerjaan??
Sesungguhnya seperti yang saya katakan diatas bahwa masa depan kita ada ditanganNya!!
Cepat selesai belum tentu cepat bekerja dan masa depan lebih cerah daripada yang "lebih lama" dalam studi begitu juga sebaliknya. Karena Allah lebih meminta ketaatan kita.
Kalau saya mengajukan pertanyaan ini kembali: MURIDKAH AKU??
Jawabannya adalah apakah saya telah rela meletakkan semua hidup saya termasuk studi dan masa depan saya bahkan keluarga kita kepada Kristus??
Kalau "hanya" dengan alasan studi, orang tua, masa depan apakah kita meninggalkan panggilan mulia.

Muridkah aku??




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar